Sementara Danisa di temani sepupunya yang memiliki banyak kenangan di pesantren.
"Oma sudah cerita, Danisa jangan galau. Allah maha merencanakan, akan ada keindahan setelah duka."
"Aku percaya. Ehem. Kak, saat ini galau benar-benar menyelimuti hatiku, dan bagaimana Kakak bisa yakin? Apa karena istikharah juga?" tanya Danisa.
"Kamu ingin dengar? Aku sangat suka bercerita."
"Kalau seperti itu ceritakanlah," pinta Danisa.
***
Kisah Kenan.
"Inara... inara! Kamu udah bangun belum?" Teriakkan seorang laki-laki membuat penghuni kamar merasa terganggu dengan suara itu.
Tak lama jendela kamar terbuka saat salah seorang santriwati membukanya dengan keras.
"Woi!" Santriwati itu juga balik berteriak keras pada mahluk di hadapannya. "Menang kamu itu ayam yang pagi-pagi begini berkokok bangunin orang? Semua santri sudah bangun dari tadi jadi, mending kamu juga pergi sebelum kami lempar peke ni gayung." Santriwati itu berkata galak dengan menunjukkan gayung yang di pegang ditangannya.