Harapan dan bunga mimpi tercantum dalam untaian doa, merayu Sang Pemilik Hidup agar terkabul semua keinginan dan harapan.
Di sana terlihat seorang anak balita yang tengah merangkak. Di temani pemuda berparas tampan yang kira-kira usianya 18 tahun.
"Raihan jaga yang betul."
"Siap grak Mbak Rina. Gitu dong Mbak, semangat," ujar pemuda itu yang tidak lain sepupunya anak dari paman Rusli.
"Apa kau sudah lama memendam rasa?" tanya Rina mengungkit bucinya pemuda itu dengan adik kelasnya. Rina menyuapinya Alif. Setiap saat hatinya teriris namun dia harus menutupi kekosongannya.
"Ya aku sadarnya masih enam bulanan." jelas Raihan. "Ke pantai yuk Muara Indah, katanya sudah di hias." ajak Raihan.
"Ya ... iya deh, tapi setelah habis makanannya Alif ya." Rina pasrah.
"Ciye ... Alif tersenyum. Emmm. Gemesnya," puji Raihan lalu menggendong dan bermain. Rina menatap halamannya, entah matanya menunggu kehadiran siapa.
"Sudahlah ... ayo jalan-jalan saja," ajak Raihan. Rina setuju.