Ini masa masa tersulit dalam hidup ketika aku akan melanjutkan sekolah ke ketingkat sekolah menengah atas.dimana waktu itu keluarga ku harus membiayai tiga sekaligus adik adik aku yang akan masuk sekolah.
Harapan aku satu satunya harus aku korbankan.ya waktu SMP aku ingin sekali sekolah di kelautan maritim yang berlokasi di Jakarta menjadi siswa taruna.tapi itu semua harus kandas karena terbenturnya ekonomi.
aku melanjutkan sekolah di sekolah swasta di daerah Bogor yaitu SMK PGRI 2 Bogor atau sebut saja aoet empat belas.tidak ada yang berubah dengan keadaanku waktu itu.seperti biasa aku sekolah sambil bekerja di barak,kegiatan aktifitas sehari hariku pun sama seperti biasa harus bekerja agar bisa membiayai sekolah ku sendiri.
namun seiringnya berjalan waktu aktifitas disekolahku pun ternyata lebih padat karena harus praktekum disekolah jadi lebih jarang lagi aku membantu temanku bekerja.selesai praktek sekolah aku habiskan dengan ikut nongkrong beserta teman teman sekolahku. tak jarang kita berkelahi atau tawuran dengan sekolah lain.itu aku lakukan hampir setiap hari, dan pada akhirnya tragedi itu terjadi dimana aku hampir mencelakai siswa sekolah lain yang berbeda .
kronologis kejadian tersebut berawal aku sedang arah pulang diangkot. tiba tiba ada empat orang dari sekolah lain yang menyetop mobil yang sedang aku naiki.aku pikir ke empat orang itu mau naik . tiba tiba aku ditarik dan dipaksa keluar.aku dikeroyok dan digebuki oleh pelajar itu sampai aku terjatuh dan menimpa gerobak tukang es balok.aku sudah mengira aku bakal mati,lalu terbesit di otakku kalau aku mati,berarti salah seorang dari pelajar tersebut harus mati.aku ambil besi pemotong es dari tukangnya dan aku tusukan besi tersebut disalah satu paha pelajar itu. waktu itu aku pasrah dan tak taulagi harus berbuat apa sampai akhirnya polisi datang dan menangkapku.
aku di bawa ke polres Bogor kota ,orang tua dan guruku dipanggil kesana.aku dikenakan sangsi dan dikeluarkan dari sekolah.
orang tua ku sangat marah padaku.aku mersa pada waktu itu aku telah gagal.tapi aku tidak putus asa.aku harus melanjutkan pendidikanku lagi.dan mendapat kan salah satu sekolah menengah atas pavorit di daerah sukabumi.
pikiran ku salah ternyata semua sekolah menengah kejuruan itu tidak terlepas dari berkelahi,tawuran dan semua itu sama saja.mungkin sudah menjadi tradisi turun temurun dan adat istiadat betapa prihatinnya sekolah kita ini khususnya sekolah kejuruan.
aku harus tetap bekerja untuk membiayai sekolah ku sendiri.
bagiku sekolah adalah tempat usaha dan bisnis buatku.aku bisa menggambar dan menngantinya dengan sablon dan itu aku tawarkan kesemua siswa.dan aku juga bisa membuat gambar tatto atau tindik pearcing jadi tidak sulit untuk mencari pundi pundi rupiah bagiku sampe akhirnya aku lulus sekolah.