Andra bersiap dan berjalan terburu-buru di anak tangga, sembari menenteng sebelah sepatunya. Bima yang telah menunggunya di halaman depan rumah pun hanya bisa berdecak dan tetap menunggu dengan setengah sabar.
"Bunda! Andra sarapan di kantin aja!" teriak Andra pada bunda yang berada di dapur.
Mendengar teriakan Andra yang terdengar tergesa-gesa, Bunda pun ikut berlari dengan terburu-buru dan mengikuti Andra sembari meneriaki putra bungsunya tersebut.
Anak berkulit putih tersebut pun kontan berhenti dan menoleh ke belakang. Bunda dengan cepat sampai dan berhenti tepat di sebelah Andra. Dibukanya tas sang putra dan memasukkan bekal ke dalamnya.
"Biar nggak jajan sembarangan," ujar Bunda sembari menutup resleting tas.
Andra mengernyit dan tampak kesal. "Ih, bunda! Nggak usah bawa bekal. Malu!" ujarnya merengek, dan langsung meminta sang bunda untuk kembali mengambil bekal tersebut.