Luna diam sejenak, lantas terlintas sekelibat momen ketika Andra dan Bima merasa benar-benar tertekan hingga mengatakan ingin pindah sekolah saja. Gadis itu pun melongo dan menatap Andra. Ia bertanya apakah itu Kayla yang dulu pernah Andra sukai tersebut, dengan kesal Andra mengiyakannya.
"Terus gue musti gimana?" tanya Luna, tampak santai-santai saja.
"Lo musti hati-hati ya, Lun. Dia itu rada-rada psikopat, kagak bakal mau ngalah kalo masih belum puas liat mangsanya menderita." Andra berujar dengan sangat mendramatisir.
"Sans aja, lah. Orang cewek cabe kayak dia doang juga." Luna mengendikkan bahu tak terlalu peduli. "Lagian tadi tuh gue bukannya ada urusan sama dia, malah dia yang ikut campur nggak jelas."
Andra berdecak. "Gue ngomong gini tuh karena khawatir tau nggak? Lo bisa dalam bahaya kalo punya urusan sama demit kuyang kayak Kayla," ujar Andra dengan sangat serius.