"Kalo gue jadian sama ni bocah tengil, lo mau apa, Ndra?" goda Angga, menyeringai penuh arti.
Andra menukikkan alisnya dengan tajam. Entah mengapa ia tersinggung dengan ucapan Angga padanya. Sementara Bima langsung mengajak Laras untuk melihat anak-anak OSIS dengan segala persiapannya. Ia tak bisa percaya adiknya menjadi anggota OSIS namun tak pernah ikut berpartisipasi banyak dalam kegiatan-kegiatan.
"Apaan sih, Bang Angga?" Luna menghentakkan bahunya, membuat Angga kembali berdiri tegak dan menatapnya sembari cengengesan. "Nggak lucu, tau," lanjut Luna, menyikut perut Angga cukup kencang.
Angga merintih dan memegang perutnya, sementara Andra masih saja diam dengan tatapan seriusnya. Luna yang melihat hal itu pun sedikit merasa bersalah, entah mengapa bisa demikian.
Dengan sedikit gugup Luna berkata, "Nggak usah dengerin dia. Emang orangnya an-"