Chapter 3 - 2

Bab 2

Rasyid, satu dari sekian mantan Sechan menangis tersedu-sedu usai dengar kekasih pujaan hilang secara misterius. Matanya Sembab dan memerah, sesekali dia memandangi foto kenangan mereka. Rasyid memandang foto itu lekat-lekat.

Rasyid yang saat itu sendirian di dalam kamarnya, dikagetkan oleh suara gagang pintu bergerak seolah ada Sosok yang hendak memasuki kamarnya. Itu terdengar keras dan kian keras.

Raut wajahnya pucat, jantung berdecak tak beraturan, tenggorokan kering. Rasyid mencoba tenang dan berkata. "Diana... Diana, masuklah. Pintu tidak terkunci." dia mencoba untuk tenang dan coba memeriksa keluar kamar. Untuk diketahui, Rasyid ini tinggal di sebuah kost di sekitar objek Wisata sejarah Benteng Portugis. Konon katanya di dalam Benteng terdapat pula gerbang gaib, gerbang keraton luweng siluman.

Dan saat Rasyid sedang memeriksa kondisi luar apartemen. Mata Rasyid melirik ke kanan, itu menangkap siluet hitam, kira-kira setinggi 3 meter, dan tepat disampingnya ada siluet lagi, namun itu lebih kecil, kerdil tepatnya. Rasyid yang memang mempunyai mata minus, menganggap itu biasa saja dan tak ada yang aneh.

Setelah memeriksa kondisi luar kamar, Rasyid kembali masuk kamar. Adegan mengerikanpun terjadi. Saat Dia hendak menutup pintu. Telinga kanan Rasyid mendengar suara. Suara perempuan lebih tepatnya. Itu membuat Rasyid yang awalnya berniat tidur. Menjadi terbelalak. Suara tersebut seolah mengerti bahwa Rasyid sedang kehilangan. Dada Rasyid mendadak sesak, panik bukan main karena dia merasakan ada telapak tangan meraih lengan kirinya. "Nak, Selamatkan Sechan. Hanya kamu yang bisa." Rasyid seolah mengenal suara tersebut. Kemudian dia berbalik, memastikan. Tetapi dia tak menemukan siapapun di belakang punggungnya. Suara perempuan itu menggema lagi. Itu lirih dan semakin lirih seolah sosok itu berada di depan wajah Rasyid." Hanya kamu yang bisa." perasaan bingung bercampur takut di benak Rasyid. Saat Dia berusaha berkomunikasi dengan sosok tersebut, daun pintu pintu kamar kecilnya tergedor, keras. Merasa sosok tersebut semakin mengganggunya. Rasyid berjalan menghampiri kamar kecil. Suara itu keras dan sangat keras. (bersambung)