"Yosh."
Tepat setelah Kai keluar dari gerbang yang dia masuki tadi, gerbang yang dia lewati itu langsung menutup dengan cepat lalu menghilang tanpa bekas.
Sesaat setelah gerbang itu menghilang, Kai sempat melihat ke arah gerbang tadi berada dan berkata dengan suara yang pelan.
"Haah.... Ya, ini adalah yang terbaik."
Yang di maksud oleh Kai itu tentang keputusan nya untuk pergi sendirian dan tidak membawa rekan-rekannya.
Alasan sebenarnya dia tidak ingin membawa rekannya adalah dia tidak ingin rekan-rekannya mati dan meninggalkan mereka.
"Yah.... Tidak seperti mereka, aku ini hanyalah seorang pria berumur 24 tahun penyendiri. Tidak hanya aku tidak memiliki kekasih bahkan aku belum mempunyai istri ataupun anak."
Ya, di party pahlawan itu hanya Kai lah orang termuda di Party pahlawan itu.
Dean lah yang pertama kali menikah dan mempunyai seorang anak perempuan yang bernama Firia.
Sedangkan Alan dan Leana, mereka menikah beberapa bulan setelah Alan di nobatkan sebagai raja selanjutnya. Setelah dia menjadi raja, dia menikah dengan Leana yang juga memiliki perasaan dengan Alan dan sekarang mereka sudah mempunyai Anak kembar yang bernama Abel dan Liliana.
"Sial! Kalau di ingat-ingat lagi, kenapa aku di kelilingi oleh riajuuu!!"
Selama ini Kai belum pernah sekali pun menjalin hubungan dengan seorang wanita manapun dan itu membuat dia frustasi.
"Baiklah, setelah aku menyelesaikan ini, aku akan fokus pada hidupku dan mencari pasangan."
Lalu, setelah dia memikirkan rekan-rekannya sebentar, dia mulai melanjutkan perjalanannya dan mulai mencari makhluk itu.
"Haah.... Yahh... Semoga saja aku bisa selamat. Aku juga mulai berpikir, apakah ini ide yang buruk? Tapi aku tetap harus melakukan ini sendiri dan tidak melibatkan mereka. Lagi pula, aku bukanlah dari dunia ini.."
.
.
.
.
.
.
Kai berjalan selama berjam-jam di dunia yang aneh itu, dan mulai istirahat sebentar untuk memulihkan staminanya.
"Hmm.... Aku tidak menyangka kalau di dalam sini ternyata sangat luas dan terasa begitu aneh."
Kai mulai melihat ke sekeliling dan hanya melihat dataran batu yabg berwarna merah dan juga langit yang berwarna merah.
"Bahkan disini juga ada monster ya.... Tapi kalau di lihat dari bentuknya itu aku belum pernah melihatnya, apakah itu monster dari dunia ini?"
Setelah Kai selesai mengamati sekitarnya itu, dia mulai berdiri dan mulai melanjutkan perjalanannya.
Lalu, akhirnya Kai sampai di tempat tujuannya.
"Heh.... Sepertinya kastil itu adalah tempatnya ya. Aku tidak percaya kalau di sini ada sebuah kastil."
Setelah mengamati ke sekitar kastil, dia mulai mencoba mendekati kastil itu dan di sambut oleh beberapa monster yang dia lawan selama perjalannya ke sini.
Setelah dia selesai menghabisi semua monster yang menghalanginya.
Lalu, setelah dia memasuki kastil itu, Kau sepertinya sudah sampai di ruangan utamanya.
Di sana dia melihat sesosok makhluk yang mengerikan dengan hawa hitam yang mengelilingi nya.
"Heh.... Aku tidak percaya, orang yang membuatku terpojok tadi ternyata adalah orang yang bodoh sampai berani masuk ke wilayah ku."
"Mungkin kau menyebutnya bodoh, tapi aku menyebutnya berani. Aku tidak akan menganggap itu kemenangan sampai aku memusnahkan mu."
Setelah mendengar kata-kata Kai yang sangat berani itu, sosok itu bukannya mulai siap bertarung tapi dia malah tetap duduk dan membalas perkataan Kau dengan tenang.
"Manusia bodoh, apakah kau pikir kalau aku ini bisa di kalahkan? Bahkan pahlawan pertama lebih memilih menyegel ku dari pada mengalahkanku..."
"Itu sebabnya aku akan melakukan apa yang tidak bisa di lakukan oleh pahlawan pertama, yaitu mengalahkan mu, Dewa jahat!"
"Hou, sepertinya kau tau jati diriku ya.."
"Yah... Aku ini orangnya suka membaca dan dari sanalah aku mengetahui identitas mu."
"Mengetahui itu juga tidak mengubah apa-apa."
"Ya, aku juga tau itu. Kalau begitu, mari kita selesaikan pertarungan ini untuk selamanya!"
"Aku akui keberanianmu itu, kalau begitu sebelum kita bertarung bicarakan aku mengetahui namamu."
"Kai, sang penyihir agung!"

.
.
.
.
.
"Haah.... Haah..... Ha...."
"Cih, harus aku akui, kau ini memang layak untuk menyandang gelar penyihir agung."
"Terima kasih pujiannya. Tapi asal kau tau, aku tidak pernah suka dengan gelar itu!"
Kai dengan tenaga yang hampir habis sedang berdiri diam selagi membalas perkataan dewa jahat yang kondisinya tidak berbeda jauh dengan Kai.
Kai sudah tidak tau berapa lama mereka bertarung, berhari-hari atau berbulan-bulan? Kai terlalu fokus untuk mengalahkan dewa jahat itu dan sampai tidak memperhatikan sekitarnya
"Mau sehebat apapun kau, semua orang pasti mempunyai batasan. Dan kau pasti sedang kehabisan mana kan?!"
"Cih!"
Tidak seperti sebelumnya, kali ini Kai tidak bisa membalas perkataannya yang tepat sasaran itu.
Mana milik Kai sudah hampir habis dan dia tidak tau mau sampai kapan ini berlangsung
Meskipun kondisi dewa jahat itu juga terlihat sedang kelelahan tapi sepertinya dia masih jauh dari kata kalah.
(Haah....haah .. apakah ini akhirnya? Sepertinya aku lah yang akan kalah..)
Kai mulai berpikir kalau dia memang tidak memiliki kesempatan untuk menang.
Saat kau mulai berpikir akan kekalahannya, dia mulai mengingat semua kenangan yang terjadi selama hidupnya saat berpetualang.
"Cih, kilasan sebelum kematian ya..."
Semua memori itu mulai muncul satu persatu di kepala Kai seakan-akan itu akan memberi Kai kenangan sebelum dia mati.
"Maaf, semua. Sepertinya aku tidak bisa kembali. Maaf, Dean, Alan, Leana. Padahal aku sudah berjanji kepada kalian.."
Dewa jahat yang sedang kelelahan itu tersenyum jahat saat melihat Ekspresi Kau yang sepertinya tau akan kalah di sini.
"Maafkan aku, Master..... --!!!"
Saat Kai menyebutkan nama masternya, dia mengingat sesuatu..
Lalu, Kai membuka sihir penyimpanannya dan mulai mengambil sesuatu..
"Batu sihir?!!"
[Kai, ini adalah hadiah untukku kepadamu yang akan pergi melihat dunia ini. Tapi ingatlah ini, pakai ini saat kau sedang membutuhkan mana dan tidak ada cara lain. Berjanjilah kepadaku kau akan menggunakannya di saat yang tepat]
[Lalu kapan saat yang tepat itu?]
[Kau akan tau saat kau mengalaminya]
"Master sepertinya sepertinya kau tau kalau ini akan terjadi ya..."
Kai menggenggam erat batu sihir itu dan melotot kearah Dewa jahat itu dan dewa jahat yang di pelototi itu berbicara.
"Hooh, sepertinya kau masih mempunyai trik lain."
"Entahlah, aku tidak tau apa kegunaan batu ini. Tapi aku percaya kepada master ku dan akan aku gunakan!"
Sambil berteriak, Kai menempelkan batu itu ke dadanya dan batu itu pun bersinar.
"Apa-"
"Aaaghhhha!!!!"
Kai beteriak dengan kencang yang sepertinya batu itu membuat suatu perubahan kepadanya dan sebagai efeknya, Kai merasakan sakit yang sangat dahsyat.
"A-apa ini..... Aaagghhh!"
"Hebat, sungguh menarik."
Setelah beberapa saat kemudian, sepertinya efek dari batu itu sudah habis dan tubuh Kai yang baru saja merasakan sakit yang dahsyat itu mulai bersinar.
"Haah..haah.... Sudah kuduga, sepertinya master memang tau kalau ini akan terjadi. Mana ku mulai kembali."
"Apa?!!"
"Baiklah, mari kita selesaikan ini!"
Setelah Kai merasa semua nya pulih dari mana, tenaga, kekuatan, bahkan semua lukanya sudah pulih dan Kai merasa tubuhnya semakin ringan.
Lalu, Kai membuka ruang penyimpanan nya dan mengambil pedang yang dia ambil dari Alan sebelum dia berangkat tadi dan menaruh tongkat sihirnya kedalam ruang penyimpanan nya.
"Pedang suci?! Bagaiaman kau bisa menggunakannya, bukankah orang yang tadi itu lah pahlawannya? Kau, siapa kau sebenarnya?!!!"
"Heh, aku sendiri pun tidak tau jawabannya, tapi master pernah memberitahuku kalau aku itu adalah orang yang aneh!"
"Kuhh, sial!"
"Baiklah, mari kita lakukan ini!!"

Tanpa memperdulikan perubahan yang terjadi padanya, Kai mulai bersiap untuk ronde selanjutnya melawan dewa jahat itu.
Dan untuk dewa jahat, dia terlihat terheran-heran dengan yang terjadi kepada Kai yang berada di depannya itu.
Setelah dia memakai batu sihir tadi, tubuhnya mulai bersinar dan mananya juga mulai pulih. Dia juga heran dengan penampilan Kai yang berbeda itu seperti badanya yang agak mengecil dan juga rambutnya yang mulai berubah menjadi hitam.
Tapi, dengan cepat menghilangkan pikiran itu, dewa jahat itu juga mulai bersiap dengan pertarungan mereka selanjutnya itu.