"Target terkunci."
DAR!
Namun sayang, peluru yang dilontarkan oleh senapan yang Akiyama pakai tiba tiba berubah menjadi butiran es yang rapuh sehingga tak bisa menembus kepala dari Aira, dengan kesal Aira berkata, "Bukannya tidak baik jika kamu malah masuk kedalam pesta dansa tanpa diundang, sampah?" Raut wajah Aira terlihat sangat kesal karena Akiyama mengganggu fokusnya, benar, tujuan Akiyama adalah itu, ia ingin membuat Aira kehilangan fokusnya dan dapat dikalahkan dengan mudah oleh Akira. Dan benar saja, seolah mengerti apa yang dituju oleh keponakannya itu, Akira langsung melesat dan mencoba menebas Aira yang tengah mengumpulkan energinya untuk menciptakan serangan besarnya itu.
SRING!
Ketika bilah pedang itu menggores bahu Aira, hanya menggores, namun aliran listrik tiba tiba menyengatnya dengan sangat kuat sehingga membuat Aira menjerit keras dan terjatuh. "Pedangku.. menjadi tumpul..?" Akira menatapi pedangnya yang masih memancarkan energi berwarna biru yang menyambar dan mengeluarkan energi listrik yang semakin lama semakin mengecil. "Manusia.. makhluk terkutuk!" Ketika itu pula, Aira mengeluarkan energinya dengan sekala besar sehingga semuanya merasakan dingin yang melebihi dingin dari musim dingin. Patung es yang mana itu adalah jasad dari kapten dan pasukannya kini hancur berkeping-keping dan hanya menyisakan mereka bertiga, itupun dengan Haru yang mengalami Error pada sistemnya karena sistem Haru yang tak kuasa menahan aura yang kuat ini. Suara dari Haru kini kian semakin tidak jelas, memanggil 'Master' berulang kali sebelum akhirnya ia jatuh dipelukan Akiyama yang mencemaskannya.
Tatapan Haru menjadi kosong karena kini sistemnya mengalami kerusakan, namun beruntungnya, data ingatan Haru akan melakukan backup secara otomatis setiap 1 jam sehingga Haru masih bisa diselamatkan meski Haru kehilangan tubuhnya sekalipun. Karena itulah Akiyama tak terlalu merasa cemas karena ia tau Haru masih bisa selamat, bahkan peluang selamatnya sangat besar. Prioritas utamanya bukanlah Haru, melainkan Aira, dia harus segera dihentikan sebelum seluruh jepang membeku karenanya. Namun ketika mereka semua bingung, tiba tiba energi es yang kuat itu berhenti dengan Aira yang terlihat menahan sesuatu.
Kedua lensa mata biru kini berubah menjadi cokelat seperti mata khas dari orang orang Asia. Air matanya mulai keluar dengan senyuman tulus namun menyakitkan. "Dia.. Bibi tahan!" Akiyama menyadari sesuatu yang berbeda dari Aira, dia tidak merasakan aura kebengisan yang sebelumnya terasa sangat kuat. Ketika itupun Akira merasakan hal yang sama sehingga kini ia menghentikan aksi serangannya, "Terimakasih karena sudah mau mendengarkan.." Dia berkata dengan nada berat seolah olah Aira sedang menahan sesuatu didalam tubuhnya. "Bunuh aku sekarang.. sebelum dia kembali.. cepatlah..!" Mereka berdua sama sekali tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi pada Aira. Yang mana sebelumnya Aira sudah membunuh banyak jiwa dengan kebengisannya, namun sekarang ia malah terlihat seperti gadis lembut tanpa dosa sedikitpun.
"CEPAAT!!" Lagi, dia lagi lagi meminta hal yang cukup kurang dapat dipahami. Namun merasa kalau ini adalah kesempatan yang bagus, Akira langsung menyiapkan kuda kudanya dan segera bersiap untuk menusuk jantung Aira. "Aku tak tau apa yang terjadi pada dirimu, namun ini adalah demi kebaikan kita semua, jika memang, membunuhmu adalah sebuah kesalahan, maka aku yang akan bertanggung jawab, Glacies."
"Aira.." Ujar Aira lembut sambil merentangkan kedua tangannya seolah dirinya sudah siap dengan ajalnya yang sudah ada di depan mata nya.
*Aira Point of View
Inilah yang paling tepat, aku kehilangan orang tua dan keluarga, tak memiliki teman dan hanya terdiam dalam kegelapan, hidup tidak pantas bagiku, aku yang menanggung semua dosa jiwa palsu yang bersemayam dalam diriku, ini adalah saatnya untuk menghentikan semua kegilaan jiwa tiruan itu.
Setidaknya aku ingin mati sebagai manusia, namun sepertinya tidak bisa. Kedua tangan ini sudah benar benar berdosa dan sudah tak bisa dipanggil tangan dari seorang manusia.
Bilah pedang itu tidak mengeluarkan listriknya.. apakah dia mengasihaniku? mengasihani jiwa tiruan yang bersemayam dalam diriku ini? Aku bisa merasakannya, sebilah pedang menusuk dadaku, darah mengalir. Aku tak bisa merasakan apa apa, tidak terasa sakit, aku hanya merasakan dingin, jadi... ini yang dinamakan kematian.. ya..? Membahagiakan.. sekali..
***
3RD Point of View
"Semoga kamu dipertemukan kembali dengan orang yang kau sayangi, Aira." Bisik Akira, air mata Aira mengalir, 'Apakah aku akan ke neraka..?' batinnya sebelum akhirnya ia benar benar tiada. "Sebenarnya apa yang terjadi, bibi?" bagi Akiyama ini adalah pengalaman pertamanya, namun berbeda dengan Akira yang sudah membunuh 3 senjata Biologis termasuk Aira, dia menjelaskan kalau senjata biologis dulunya adalah manusia biasa sebelum akhirnya ditanamkan sebuah jiwa sintetis dalam dirinya yang entah bagaimana cara pembuatannya itu. Sehingga kejadian seperti Aira tidaklah jarang, dalam kasus ini, yang menjadi korban sebenarnya adalah jiwa dari senjata Biologis itu sendiri karena dia tersiksa dengan kehadiran jiwa baru yang ada di raganya itu.
"Yang terpenting sekarang, bawa Haru pada lab ayahmu, semoga dia dapat diselamatkan." Akira mengingatkan pada Akiyama tentang Haru yang memiliki kerusakan dalam sistemnya, dengan kata lain akan ada orang lain yang melihat tubuh Haru. "Baik, aku serahkan sisanya padamu." Akiyama tak suka berbasa basi pada orang lain selain Haru, karena sebenarnya dia tak terlalu mempercayai orang lain selain orang yang ia sayangi, meski walaupun orang yang ia sayangi itu bukanlah manusia sungguhan seperti Haru, dan bisa jadi Haru akan membunuhnya kapanpun jika ia mengalami error atau ditanam Virus oleh pihak lain, ia tak peduli.
sesampainya Akiyama di lab ayahnya, sang ayah benar benar cemas akan keselamatan putranya itu setelah mendengar tentang tim yang bertugas kini semuanya sudah tiada. Namun seperti yang dilihat, Akiyama sama sekali tidak terluka, namun sosok yang ada dipangkuannya sepertinya cukup serius sehingga ayah dari Akiyama memanggil petugas untuk membawa Haru ke ruangan khusus perawatan AI. "Chip yang menjadi inti dari jiwa Haru benar benar sudah membeku, kita bisa menggantinya." Ujar ayah Akiyama, mendengar kata mengganti, Akiyama tersentak kaget, itu sama saja dengan menggantinya dengan individu lain, Haru akan memiliki kepribadian yang berbeda sehinga Akiyama langsung bertanya mengenai ingatan dan kepribadian Haru. Namun untungnya Ayah Akiyama menjelaskan tentang rencananya, sistem yang menjadi otak Haru tidaklah rusak, sehingga dia bisa melakukan copy dan memindahkannya pada chip baru itu. Sehingga Haru takkan kehilangan kepribadian serta ingatannya.
Dengan mengetahui itu, akhirnya Akiyama bisa menghela nafas dengan lega, namun ia diminta oleh ayahnya untuk tidak masuk karena mereka akan 'membedah' tubuh Haru, dan sebagai seorang tuan yang mencintai AI itu, tidak mungkin Akiyama akan tega melihatnya. Sehingga kini Akiyama memutuskan untuk pergi ke tempat yang tidak membeku dan membeli hadiah untuk Haru. Sesuatu yang Haru inginkan, 'Master, cincin ini indah sekali..'
Dia menyesal karena waktu itu ia tak langsung membelikan Cincin yang diinginkan Haru, namun ini bisa jadi kesempatan, dia akan menjadikannya hadiah sebagai ucapan selamat atas kesembuhan Haru.
BERSAMBUNG