Agha bangkit, berusaha memegang dinding ataupun apapun yang ada di sekitarnya. Dia mengembalikan posisi panci yang tadi sempat jatuh mengenai punggungnya. Agha sesekali menggigit bibirnya menahan perih di punggungnya. Mungkin sekarang punggungnya ada luka bakar akibat air panas tadi.
Agha mengganti bajunya dengan baju yang kering. Jujur dia cuma baju dua pasang. Baju yang sekarang dia pakai, dan satu lagi baju yang sudah kering. Dua baju yang tiap harinya dia cuci agar bisa gantian dalam menggunakannya. Tidak ada jaket, tidak ada baju bagus, tidak ada baju branded. Hanya baju kaus sederhana.
Punya keterbatasan fisik memang tidaklah mudah. Banyak pasang mata yang memandangnya rendah. Tidak bisa melakukan apapun. Dihina, disepelekan, dibuang, dibohongi, dikhianati, jelas bukan hal yang baru lagi bagi Agha.
"Jalan pakai mata dong!" Lagi dan lagi, dia dikembalikan disalahkan karena gak bisa melihat.