Aku sudah bekerja selama tiga tahun sebagai salah satu guru matematika
di sebuah universitas negeri.
Namun hari ini...semua itu telah sirnah.
Aku di pecat sebagai guru matematika karena atas tuduhan pelecehan seksual.
Aku hanyalah seorang wanita,yang tidak mengerti akan hal berbau dewasa.
Tapi tetap saja cara pandang mereka
sangat berbeda-beda.
Mungkin di antara mereka ada yang tidak menyukai kehadiranku,atau mungkin aku memang tidak cocok dengan pekerjaan sebagai guru.
Sekarang aku hanyalah wanita pengangguran,aku bingung dengan diriku sendiri.
yang bahkan tidak memiliki tekad untuk melakukan sesuatu,dimataku sekarang hanyalah sebuah kekosongan,seakan aku di tenggelamkan oleh keputusasaan.
Aku terus berjalan melewati setiap gang
perkotaan dengan ekspresi yang tidak ingin kutunjukan.
"Kakak..!!"
Di dalam perjalanan ku,aku seperti mendengar teriakan yang terdengar manis,
Tapi kurasa,mungkin itu bukanlah teriakan untuk ku,ahh..aku ingin sesuatu yang membuat hati lelah ini berdetak kencang,hingga aku sadar bahwa aku masih hidup.
"Eh?..apa yang sedang kau lakukan kak?"
"Kau...eh?!?!..Rino??,jadi kamu ya,yang meneriaki kakak.."
"Tentu saja bukan,yahh..aku sudah mendengar bahwa kakak sekarang sudah menjadi penganguran"
"... Entah kenapa nusuk sekali"
Dia adalah adik laki-laki ku seorang,kami tinggal dalam satu apartement di tengah kota yang padat ini.
"Aneh,kakak,kenapa kau terus menjilati
bibirmu sendiri?"
Adik ku yang mengatakan hal itu membuatku sadar,bahwa sejak aku di pecat,ada berbagai hal yang aneh terjadi yang di sebabkan oleh diriku sendiri.
Yang aku pikirkan hanya rasa lelah hingga
kepalaku seakan ingin saja jatuh karena
rasa pikiranku bercampur aduk yang membuatku menjadi tertekan.
Aku tidak bisa mendengar apa yang di katakan adikku,kepalaku serasa tidak bisa menahan pikiran ini.
Perlahan pengelihatanku mulai buram,
apa ini yang di sebut keterpurukan?.
"Kak?..kamu..tidak apa-apa?"
Aku..tidak kuat lagi,pikiranku mulai
kabur,semoga adikku..membelikanku..
mie ayam.
*brak!!*
"Lah?oi kak,kenapa kamu tiba-tiba pingsan!"
Aku tidak sadar,bahwa diriku yang tiba-tiba pingsan di bawa oleh adik kecilku kembali ke apartement.
***
Hingga aku mulai membuka mata sekali lagi,dan menoleh mengarah pada jam dinding yang ternyata..aku sudah terbaring pingsan selama dua jam.
Dan aku baru sadar adikku membawaku
ke tempat tidurku.
Perlahan aku berdiri sambil merapikan
pakaian yang aku kenakan dan juga,aku
harus segera mandi karena sudah menjelang tengah sore.
Perlahan aku berjalan langkah demi langkah,hingga saat aku berpikir kamar mandi sedang kosong dengan keadaan
tidak terkunci,perlahan aku membuka
pintu kamar mandi itu dan...
"Wah?,kakak...mau mandi bareng?"
"...."
*Brak!!*
Aku merasa telah melihat sesuatu yang memalukan,hingga rasa terkejutku membuatku menutup pintunya dengan keras.
Pada akhirnya aku harus menunggunya
selesai mandi.
Saat aku sedang menunggu lalu melihat sisi kamar adikku yang berantakan,aku memutuskan untuk membereskan kamar adikku sembari menunggunya selesai mandi.
Aku berjalan menghampiri kamarnya
membereskan setiap barang-barangnya
seperti video game,majalah,hingga aku menemukan video dewasa di balik kasurnya.
"Dia..memiliki hal seperti ini?!?!.."
Aku cukup terkejut melihat perkembangan adikku yang baru menginjak sekolah menengah atas.
Tapi,bagi aku yang baru mengetahui hal
dewasa seperti ini,sejujurnya
membuatku penasaran,aku ingin
menontonnya tapi juga tidakaku berpikir
kembali bahwa itu adalah sesuatu yang
memalukan.
"Masih SMA lihatnya kok begini,aku buang saja"
Aku berjalan menghampiri jendela memutuskan untuk membuangnya di halaman.
Namun,selangkah aku melepaskan video itu,entah kenapa sangat sulit untuk membuangnya.
Sesaat aku melihat cover dari video itu
membuat hatiku berdetak kencang.
Aku tidak mengerti kenapa aku ingin sekali mengetahui hal-hal dewasa.
Semakin aku menjauhinya semakin membuatku penasaran,entah aku menaruhnya dimana pun pandanganku selalu tertuju pada video dewasa itu.
Setelah aku membereskan kamar adikku
perlahan aku mengendap-ngendap sambil membawa video dewasa tersebut ke tempat tidur ku.
"Duhh..kenapa sih denganku,kenapa...
aku ingin sekali menonton hal-hal begitu,
hahhh...sudahlah sebaiknya aku simpan
di balik kasurku"
Pada akhirnya aku menyimpan video itu
meski aku bingung untuk apa aku memiliki nya.
"Kakak..!! Aku sudah selesai"
"Ohh..baiklah"
Aku memutuskan melupakan semua yang telah kulihat,dengan mengawali mandi yang selalu menjadi tempat renunganku.
Perlahan aku melepaskan pakaianku
lalu berendam ke kolam air panas,meski
itu bukan kolam sih,aku hanya menyebut begitu karena sedikit besar bak mandinya.
Aku suka dengan suhu panas,jadi aku sedikit mengatur tempratur showernya.
"Ahh..enaknya.."
Saat aku berendam,yang selalu aku rasakan adalah kenikmatan itu sendiri seperti ada sesuatu yang menghilangkan seluruh penatku.
Hingga aku memulai membasuhi diriku.
30 menit kemudian...
Aku yang sudah selesai mandi memutuskan untuk keluar mengganti
pakaian.
Aku mulai berjalan menghampiri kamarku,dan pada saat yang sama,aku melihat adiku yang tiba-tiba memasuki kamarku.
"Eh,sedang apa kamu?,jangan seenaknya masuk kamar kakak"
Aku yang tidak mengerti apa maksud
adiku menghampiri kamarku tapi firasatku yang tidak enak memaksakanya untuk keluar.
Perlahan aku mengganti pakaian.
Dan pada saat itu aku menyadari bahwa mungkin kunjungan adiku menghampiri kamarku yang tidak lain adalah untuk mencari video tersebut.
Sekali lagi aku mengecek di balik tempat tidurku yang ternyata video tersebut masih ada.
"Kakak..!!biar aku yang membeli makan malam untuk kita nanti"
"O-Ohh..ba-baiklah"
Aku cukup cangung mengatakan setelah menyadari video itu masih bersamaku.
Lalu,di saat itu aku sadar bahwa ini waktu yang sepi dimana sekarang hanya aku seorang diri.
Aku menelan ludahku sendiri,aku merasa tidak tahan lagi dengan perasaan yang kurasakan saat ini, seakan aku benar-benar
ingin menonton video dewasa itu.
"Ahhh..sudahlah"
Aku mengunci kamarku sendiri,lalu perlahan mengeluarkan kaset video itu dan memasukanya ke rekaman video.
Aku benci mengatakan nya namun aku penasaran hal apa saja yang membuatku di pecat.
Padahal aku hanya memegang"benda"
salah satu murid laki-laki tanpa di sengaja.
*Ahhh..Ahh..*
"Duh..aku lupa volumenya"
Hatiku berdetak kencang saat melihat adegan yang di lakukan pertama kali.
Sekali lagi aku menelan ludahku sendiri
seakan video itu benar-benar menegangkan.
Hingga lewat sepuluh menit...
Namun video itu masih belum selesai.
Mereka terlihat melakukan sesuatu yang lebih dalam lagi selain saling berciuman.
"Ahhh..ti-tidak,kenapa aku ingin sekali
menonton video ini,tapi..."
Aku merasa seluruh tubuh ku mulai panas
aku tidak mengerti apa yang terjadi
namun saat melihat adegan yang
jauh lebih dalam serasa tubuhku mulai
merasakanya sendiri.
Tanganku mulai bergerak sendiri seakan ingin melakukan apa yang ada di adegan itu lakukan.
Aku tidak tahan lagi,aku tidak kuat lagi.
Perlahan aku merabah diriku sendiri
pikiranku mulai kosong,aku tidak bisa memikirkan apapun selain kenikmatan
yang kulihat dan apa yang sedang kulakukan pada tubuhku sendiri.
"Hmmpp...tu-tubuhku..panas sekali"
Aku terus melakukan apa yang ada di adegan itu lakukan.
Hingga...
*Tok-tok-tok*
Aku mendengar sebuah ketukan pintu,
aku memang ingin melanjutkanya,
namun..
saat itu aku sadar telah melewati batas
nafsuku.
"Ba-Baik..!! Aku segera datang"
Aku memutuskan mengakhiri kenikmatan dewasa itu,dan langsung menghampiri
orang yang mengetuk pintu tersebut.
Saat aku membukakan pintunya.
Aku terkejut melihat teman seperjuangan mengunjungiku.
"Ohh..hai Mei,lama tidak bejum..."
Tiba-tiba dia mengalihkan wajahnya dan tidak menatapku,aku bingung dengan sikapnya,namun beberapa saat aku menyadari,kalau pakaian atasku terbuka lebar.
Aku yang baru menyadarinya benar-benar merasa malu hingga aku bingung bagaimana harus mengatakanya.
Dengan cepat aku merapikan pakaianku.
"Su..sudah,kamu bisa menoleh ke arahku
lagi,kenapa tiba-tiba berkunjung kemari
Reno?"
Dia Reno salah satu teman
seperjuangan saat kita masih SMA
hingga sampai kuliah.
Tapi dia kelihatan berbeda saat terakhir
kali kita bertemu,aku melihat berbagai
hal baru pada dirinya.
Dari rambut hitamnya yang rapih, wajahnya yang tampan,senyuman yang manis,aku seperti sedang bersama orang lain saja.
"Yaa..aku memiliki permintaan,sebelum
itu...lama tidak berjumpa"
Dia mengulurkan tanganya kepadaku,
seperti halnya berjabat tangan.
Aku dengan senang hati menerima jabat tangan itu.
"Lama tidak bejum.."
Saat aku memegang tanganya,serasa
ada yang memberi sebuah kehangatan
dalam lubuk hatiku,jantungku berdetak kencang seakan perasaan ini seperti yang kurasakan saat menonton video dewasa itu.
"Mei..kamu tidak apa-apa?,sejak aku berkunjung kamu terlihat basah"
"Ba..basah?apa yang kamu maksud berkeringat?ya tentu..hehe"
Aku sedikit gugup berbicara denganya.
"Tapi..kamu yang sekarang jauh lebih cantik ya,bahkan rambut panjangmu membuat dirimu mempunyai daya tarik sendiri,oh ya dan dadamu lebih besar"
"Eh?"
Aku yang mendengar hal tersebut hanya bisa membalasnya dengan senyuman.
"Bercanda..haha..!!,hahh..aku jadi tidak yakin sampai saat ini kamu masih tidak
memiliki pasangan hidupmu,oh ya tadi
aku melihat adikmu di tengah jalan,tapi
kelihatanya dia sedang menuju ke sekolahnya"
"Soal obrolan tadi...kita bicarakan di ruang tamu"
"Baiklah,aku terima atas sanjunganmu Mei"
Pada akhirnya kita hanya berdua saja
dalam satu apartement,aku benar-benar
gugup hingga aku bingung untuk memulai pembicaraan,dia seakan seperti orang lain saja.
"Ka..kalau begitu,aku siapkan kopi ya.."
"O..Ohh..terima kasih"
Dia tersenyum kepadaku,dan entah kenapa
itu membuatku menjadi senang.
Aku pergi berjalan menghampiri ruang dapur untuk menyiapkan kopi.
"Ahh..aku kehabisan gula,bagaimana ini.."
Hingga saat itu Rino masih belum kembali,
jadi aku memutuskan untuk pergi keluar membeli gula.
Aku berjalan keluar dari dapur hingga...
"M-Mei.."
"He?"
Selangkah aku pergi keluar dari dapur,
tiba-tiba Reno menghampiriku dan menghalangi jalanku.
Aku tidak mengerti apa maksudnya,
namun aku melihat dia seperti sengaja
menghalangiku untuk pergi keluar dari dapur.
Perlahan aku mulai mundur dari hadapanya hingga kembali ke dapur.
Aku tidak mengerti namun aku memiliki
firasat buruk tentang hal ini.
"Eee...Mei,A...Aku..,membawa sebuah paket makanan,jadi...aku ingin secara
langsung memberikanmu,itu baru di
kirim loh,kalau bisa,aku ingin membantu"
"Beneran nih?,wahh..adiku juga pulang terlambat,makasi ya.."
Aku sambil tersenyum tertuju pada wajahnya.
"Yaa...tidak usah di pikirkan,kalau begitu
biar aku yang menyiapkan makanan nya"
"Ti..Tidak usah,kamu kan tamu"
Aku menolak keras atas bantuanya,aku
juga berterima kasih,namun dia terus
memaksa untuk membantuku.
Pada akhirnya dia ikut membantu menyiapkan makanan.
Namun saat aku berkata akan membeli gula,sekali lagi dia menghalangi jalanku.
Aku benar-benar tidak mengerti apa maksudnya,tapi ini sudah kedua kalinya
dia menghalangi jalanku.
"Biarkan aku pergi membeli gula,aku tidak
terlalu lama kok"
Dia terdiam... Aku mengatakan hal itu tapi dia tetap terdiam tanpa mengatakan sesuatu.
*Brak!!*
"Eh?*
Aku tekejut,Reno tiba-tiba menutup pintu dapur dan langsung menguncinya.
Dan saat itu...aku sudah menyadari kalau ada sesuatu yang aneh sejak awal dia datang.
Perlahan aku mundur dari hadapanya
dengan ekspresi bingung,aku tidak tahu
mau kemana lagi,karena aku sudah terpojok olehnya.
Saat aku perlahan mundur dari hadapanya,
Reno malah terus mendekatiku.
Jantungku terus berdetak kencang
saat melihat dia terus menghampiriku.
"Mei..dengarkan aku,aku sudah tahu bahwa kamu sekarang tidak memiliki pekerjaan,aku mengerti perasaanmu
yang selama bertahun-tahun terus memenuhi kebutuhan adikmu.
Itu pasti berat bukan,terus berjuang
seorang diri,dan juga ada sesuatu yang ingin aku sampaikan.
Saat kita masih murid SMA,aku...selalu
mencintaimu"
"Eh?"
Aku terkejut dia mengungkapkan perasaanya dengan waktu yang kurang tepat.
"Apa kamu ingat,saat aku sedang berkelahi waktu SMA?,saat itu aku benar-benar marah,tapi kamu dengan berani menghentikan perkelahian itu seorang diri,
kamu yang dulu adalah sosok yang selama ini aku cintai,dan tujuanku kemari...
untuk menjadikanmu tunanganku"
". . . . . . ."
Perkataan itu seakan seperti harus
aku jawab,aku tidak pandai soal begini,
aku bingung kata-kata apa yang harus
aku keluar kan.
Diriku mulai berkeringat banyak
aku bingung sangat bingung.
"So..Soal itu.."
"Kalau begitu..."
Tiba-tiba Reno menggapai kedua tanganku perlahan menyelipkan setiap sela-sela jarinya kepadaku,seakan kita lebih dari berjabat tangan.
Hatiku terus berdetak kencang,tubuh ku
mulai merasa panas.
"... Mei,lihatlah wajahku"
Wajah kita sangat dekat hingga aku bisa merasakan setiap hembusan nafas nya.
"I..Iya,aku..emphh.."
Tanpa aku sadari,Reno langsung menciumku dengan mata tertutup.
Rasa hangat ini seakan aku terombak
oleh perasaa ini.
Aku bisa merasakan mulutnya,aku bisa
merasakan setiap ciuman yang semakin dalam.
Aku pernah melihat ini sebelumnya saat menonton video dewasa itu,bahwa
ciuman bukan hanya sekedar saling
menyentuh bibir,namun ada kalanya itu
jauh lebih dalam hingga membuat lubuk
hati wanita lemas.
Semakin lama aku merasakanya...
semakin aku terlarut dalam ciuman itu.
Aku tidak bisa bernafas,seakan ciuman
ini membawaku ke suasana yang berbeda.
Pikiranku mulai kosong,aku tidak bisa berkata apa-apa lagi,mulutku seperti di
bungkam oleh sesuatu hingga melilit
lidahku.
Perlahan tubuhku mulai melemas,
hingga aku terjatuh ke lantai dengan
tatapan kosong.
"Hahh..hahh..hahh.."
Sebisanya aku menghela nafas sekali lagi.
"Maaf,aku yang tiba-tiba"
Sekali lagi Reno meniduriku tepat di
hadapanku saat aku yang masih terbaring.
Perlahan sela-sela jarinya memasuki setiap jari-jariku.
Reno yang meniduriku di atasku menatapku dengan wajah penuh nafsu.
"Mei...,aku ingin membahagiakanmu,dan
tentu saja adikmu,aku ingin kamu
menjadi tunanganku,ini bukanlah sebuah
permohonan atau paksaan,namun...
ini sebagai kewajibanku karena kamu
telah membuka jalan hatiku..!!
Aku tahu ini memang tiba-tiba,tapi...
aku tidak bisa menahan perasaan ini lagi
sejak saat itu,aku selalu memperhatikan
setiap jalan apa yang kamu pilih,hingga
hari ini aku melihat orang yang aku
cintai mengalami hal buruk,tentu saja
aku tidak bisa tinggal diam saja bukan!!.
Kamu wanita yang hebat,kamu bisa
menghadapi semua ini seorang diri.
Apapun keputusanmu,aku akan
menerima semua itu"
Hatiku lemas hingga sepata kata pun
tidak bisa aku ucapi.
Mendengar perkataan itu membuatku
semakin terlarut oleh perasaanku yang sesungguhnya.
Aku bisa melihat bahwa dia benar-benar
tulus mencintaiku.
Tapi aku tidak yakin diriku yang buruk ini
bisa membuatnya bahagia.
Apa yang harus aku katakan,bahkan aku kesulitan untuk bernafas karena terlalu berpikir keras.
"Re..no,apa kamu benar-benar yakin memiliku?..meski aku baik,namun aku mempunyai sisi buruk"
Aku mengatakanya..
"Semua manusia pasti memiliki kedua
hal tersebut,aku tidak ragu untuk mencintaimu,justru aku bahagia jika cintaku terbalaskan"
Reno tersenyum,sedangkan aku yang berada di bawahnya merasa terlarut
dalam cinta ini.
"Aku yakin,kita bisa memiliki hidup yang bahagia,itulah janjiku"
Sesaat,perkataannya membuatku yakin
bahwa dirinya lah yang selalu aku cari selama ini.
"Kalau begitu,boleh aku meminta satu permintaan"
"He?apa itu?"
"Bo..boleh kah,ki..kita melanjutkan apa yang sekarang kita lakukan ini..
tapi lebih dalam lagi.."
Entah apa yang aku pikirkan...
serasa sejak awal aku tidak bisa
menahan suasana ini.
Tubuhku sudah banjir tertelan perasaan
cinta ini.
"Tunggu..yang berarti,kamu menerima ku?"
"Ya.."
Aku sambil tersenyum melihat nya
bahagia,aku sudah memutuskan bahwa ini langkah awalku menjalani hidup bahagia dan tentu nya bersama adiku juga.
"Baiklah..aku dengan segenap cinta akan memberikan mu benih cinta ini"
"Hmmpp.."