"Ini istri aku dan anak bungsu aku!" Ule memperkenalkan istri dan Baim pada teman cowoknya tersebut.
Fandi seolah paham jika temannya memang kebanyakan perempuan, dia tidak mengomel karena sudah sadar dengan posisi masing-masing.
"Fandi, sini Nak!"
"Den Andra!" sahut Farid sambil menunjukkan tangannya.
"Sebentar! Kok bisa Bapak tahu saya?" memori Andra masih belum sampai pada ingatannya tentang wajah Farid itu siapa.
"Ini den! Beberapa tahun yang lalu Den Andra pernah memberi kartu nama ini, pasca perampokan di mobil aden dulu!" ujar Farid mencoba mengingatkan sambil memperlihatkan kartu nama yang pernah dia berikan.
Fatma dan Dudi saling beradu pandang, begitu pula dengan Gilang yang lumayan heran. Dia diam seribu basa memperhatikan percakapan Andra dan Farid.
"Oh ya ampun Pak Farid, sekarang saya ingat! Bapak yang menyelamatkan saya saat perampokan itu sampai babak belur gara-gara harus melawan perampok. Sekarang putri Bapak bagaimana?"
