"Iya Pah, tapi untuk yang gawang ini tolong Papa tahan dulu ya!" seru Maryam.
"Lagian ini siang bolong Pah, nggak ada romantis-romantisnya!"
"Dua minggu nahan, apa harus hari ini Papa tunggu sampai malam? Nggak bisa sayang, apalagi tadi Papa lihat Baim sedang mimi!"
Kendati fisiknya sangat lemah namun senjatanya masih gagah perkasa. Maryam yang menpertahannkan sampai waktu yang ditentukan semaksimal mungkin membuat suaminya merasa nyaman senyaman-nyamannya.
"Ayo sayang lebih nakal lagi!" seru Ule.
Ke dua kaki Ule yang mengunci tubuh Maryam serta tangannya menjambak sedikit rambut istrinya tersebut menahan rasa hebatnya aksi lidah dia memainkan senjata yang tak sabar ingin menembakkan peluru penyebab Maryam hamil tersebut.
"Asin banget sih!" keluh Maryam saat dia berhasil mengeluarkan cairan lava asmara dari senjata yang sudah berjam-jam menegang ke dalam mulutnya.
Ekspresi wajah Ule nampak lega ketika ambisinya dari beberapa jam yang lalu sudah tersalurkan.