Sudah bolak balik sampai tiga kali, Aisyah berpindah gendongan dari Maryam ke Ule. Tapi karena Ule memburu waktu, Ule menyerahkan Aisyah pada Maryam.
"Mama sayang, maafin Papa ya karena harus segera kerja!"
"Iya Pah, Aisyah kan anak pintar. Nanti juga diem sendiri!" Maryam menenangkan suaminya supaya tidak mengkhawatirkan Aisyah karena itu hal biasa yang terjadi pada anak perempuannya yang cenderung lebih dekat dengan seorang Ayah.
"Ya sudah sampai jumpa nanti malam ya!"
cup
Ule pamit pada Aisyah dan Maryam dengan mengecup kening mereka teelebih dahulu secsra bergantian. Meski di kamar tadi sidah berapa kaki namun Ule tak bosan untuk melakukannya lagi.
"Dadah Papa!" seru Maryam sambil melambaikan tangan Aisyah pada Ule.
Ule sangat terharu dengan kondisinya yang kini sidah jadi Bapak. Memicu lebih semangat untuk lebih banyak lagi mengumpulkan banyak pundi-pundi rupiah.