"Le, aku telat bulan ni," ujar Maryam.
Ule tidak bertanya namun dia langsung memeluk Maryam dengan sangat hangat seraya berujar.
"Biarin dulu sampai tiga bulan, jangan dulu di tes pack aku mau ada kejutan!" titah Ule.
Ule mengelus-elus perut Maryam serta menciumnya sambil bicara pada perut Maryam.
"Papa sangat bangga Nak jika kamu mau membersamai kami!" ujar Ule pada perut Maryam.
Seperti magnet yang ketika menempel akan saling tarik menarik, begitu juga apa yang terjadi dengan Ule dan Maryam.
Tubuh mereka tak mau lepas, kedua tangan saling mengelus ke seluruh bagian tubuh terutama bagian sensitif mereka.
"Mulai sekarang aku sendiri yang urus semua usaha, sebab jika memang ini salah satu tanda kamu hamil aku nggak mau kamu keguguran lagi!" tegas Ule.
Menghentikan sementara aktifitas kedua tubuh mereka untuk menegaskan jika Ule mau Maryam fokus dengan program hamilnya.
"Tapi sayang, bagaimana dengan kuliah kamu yang terbengkali?" Maryam menyanggah.
