Sebelum menjadi Desa Macan Putih, kawasan ini diberi nama hutan Sudiamara. Menurut Sri Margana, sekitar tahun 1665, Raja Blambangan ke VIII, yakni Tawang Alun II Danurea, menjadikan daerah yang subur ini sebagai ibu kota kerajaan.
Setelah Kerajaan Majapahit runtuh abad XV, Blambangan menjadi rebutan kerajaan-kerajaan Islam, seperti Demak, Pajang, dan Mataram, sebagai bagian ekspansi kerajaan-kerajaan itu ke wilayah Jawa bagian timur. Kerajaan-kerajaan di Bali, seperti Gelgel dan Mengwi juga berkepentingan dengan Blambangan untuk menangkal masuknya Islam. Sehingga, ibu kota Blambangan yang semula di Panarukan (sekarang masuk Situbondo) dan bercorak maritim, semakin terdesak ke pedalaman.