Siti Hajar pada awalnya merupakan budak yang membantu Siti Sarah, istri Nabi Ibrahim. Konon, ia didatangkan dari tanah Kan'an untuk menemani Nabi Ibrahim, dalam perjalanan panjang dari Mesir menuju Makkah.
Waktu itu, Siti Sarah belum juga diberi keturunan sementara usianya terus bertambah. Rasa cintanya kepada sang suami membuat dirinya berpikir untuk memberikan seorang anak laki-laki sebagai penerus perjuangan.
Maka, ia pun meminta Siti Hajar untuk menikah dengan suaminya. Dan ia pun berharap pernikahan itu bisa mendatangkan keturunan.
Nabi Ibrahim kemudian memenuhi permintaan Siti Sarah untuk menikah lagi, dan mempersunting Siti Hajar. Setelah menikah, Siti Hajar kemudian hamil dan melahirkan bayi laki-laki yang diberi nama Ismail.
Kelahiran Ismail ternyata membuat Siti Sarah merasa cemburu. Karena rasa cemburu itu, Siti Sarah pun berjanji tak mau tinggal dengan Siti Hajar dan anaknya dalam satu atap.