Pagi menjelang siang Matahari menampakkan keperkasaannya, dia berdiri tegak diruang tak bertepi, selalu tersenyum dan senyumannya membuat penghuni bumi bergembira ria menyambutnya.
Pagi itu di pesantren Darul Falah di bagian pojok barat di sebuah kamar yang terbuat dari bambu, dinding-dindingnya di tumbuhi oleh tumbuhan-tumbuhan yang menjalar duduk seorang yang termenung sendirian menghadap kearah barat, tidak ada yang difikirkan selain rasa rindu kepada kedua orang tua, yaitu Kang Haris setelah dia terpilih menjadi sekertaris ketua asrama teringat orang tuanya.
"Ayah ... Ibu, sudah lama kalian tidak menjenguk anakmu ini, hanya uang yang datang padaku, kapan kalian kesini saya rindu, entah kenapa saya teringat kalian selalu, kini Haris sudah mandiri Ayah ... Ibu, apakah kalian masih sibuk dengan pekerjaan sehingga tidak sempat menjenguk anakmu ini," kata Haris pada dirinya sendiri.