Astronesia School merupakan sekolah bertaraf internasional yang para muridnya kebanyakan dari kalangan atas. Namun di sekolah tersebut juga ada dari kalangan menengah dan bawah, namun baik dari kalangan atas tidak pernah melakukan kegiatan bullying kepada kalangan menengah atau kebawah. Malahan mereka membantu kalangan bawah karena kebanyakan yang menyumbang prestasi untuk sekolah mereka kebanyakan dari kalangan menengah dan bawah.
Mulai dari biaya sekolah yang di gratiskan untuk murid yang tidak mampu hingga membantu keuangan keluarga mereka dengan memberikan santunan rutin setiap bulannya. Selain itu Astronesia School juga menyumbangkan uang yang mereka kumpulkan untuk membantu masyarakat yang kurang mampu di luar sana.
Untuk kasta yang tinggi seperti gank MAZEO yang di pimpin oleh Arka dan murid lainnya, mereka di beri pelatihan dan pembelajaram tetag memimpin perusahaan karena sudah bisa di pastikan kalau mereka akan memimpin perusahaan keluarga mereka nantinya. Sedangkan dari kalangan menengah dan kebawah, mereka akan bekerja di perusahaan dari kalangan atas. Baik di dalam dan luar negeri, tergantung dengan kepintaran dan prestasi yang mereka peroleh selama bersekolah di Astronesia School.
Meskipun mereka selalu di sibukkan dengan pembelajaran yang banyak dan rutin, sekolah juga sering mengadakan kegiatan bebas seperi hari ini. Para murid di bebaskan memakai pakaian sekolah selain seragam. Jadi para murid banyak memakai pakaian olahraga dan melakukan kegiatan yang mereka senangi. Seperti mengadakan tari, tanding basket antar kelas dan lainnya.
Para murid juga suka berkumpul di lapangan yang berada di depan sekolah karena setiap kegiatan di laksanakan di sana, berbeda dengan lapangan yang terletak di bagian belakang. Selain tempatnya sepi, banyak pohon ,maple merah yang di tanam sebagai pembatas sekolah. Namun pada saat musim gugur yang akan terjadi dua bulan kedepan, bisa di pastikan kalau lapangan sekolah belakang tersebut akan ramai di kunjungi para murid karena pohon tersebut daunnya akan berguguran dan biasanya murid – murid di sini akan berfoto dengan latar musim gugur.
Dan di sini lah Andara sekarang, berdua dengan Arka. Kasta tertinggi di sekolahnya sekaligus ketua dari segala ketua dan donatur terbesar di sekolahnya. Berduaan di lapangan sekolah bagian belakang karena keusilan teman – teman dari Arka.
"Kamu ngapain bisa sama Elang tadi? berduaan pula..? tanya Arka yang sedari tadi menatap tajam Andara yang bisa di katakana salah tingkah akibat tatapan yang di berikannya kepada gadis tersebut.
Andara yang di tanya pun menatap balik murid laki – laki yang tampan tersebut dengan manik matanya yang indah. "Di tarik Elang tadi kesini. Makanya aku bisa di sini sekarang.."
Arka tidak menjawab ucapan gadis tersebut dan terus menatap Andara dengan mata tajamnya. "Tadi di apain sama Elang?" tanya Arka lagi
Andara menghela napas mendengar suara berat tersebut. Sial, jantungnya kumat lagi.
"Gak di apa – apain kok.." jelas Andara lagi
Namun sepertinya Arka tidak percaya dengan kata – katanya. Dengan perlahan, Arka mendekat dan berdiri tepat di depan Andara hingga posisi mereka sangat dekat. Sangking dekatnya, Andara bisa merasakan napas laki – laki itu.
"Jangan bohong, aku gak suka.."
Mungkin kalau Andara kekasih dari Arka, bisa di pastikan kalau saat ini laki – laki yang berdiri di hadapannya ini sedang cemburu. Terlihat jelas dari perkataannya barusan. Namun dirinya bukan siapa – siapa bagi Arka. Dan mungkin tidak akan pernah menjadi apa – apa di kehidupannya.
Untuk menormalkan detak jantungnya yang semakin tidak bersahabat, Andara sekuat tenaga mempertahankan dirinya agar Arka tidak menyadari kalau saat ini Andara sedang di landa kegugupan yang sangat hebat.
"Aki gak bohong.." jelas Andara. "hanya saja tangan aku lecet sedikit kena pinggiran buku yang aku bawa tadi.." Andara menunjukkan jari manis tangannya yang sedikit lecet ke hadapan Arka.
Arka yang melihat itu refleks menyentuh jemari Andara yang lentik dan putih bersih dengan menggenggamnya dengan tangannya yang besar.
"Apa sakit..?" tanya Arka, memandang wajah Andara dari dekat.
Arka bisa menilai kecantikan yang di miliki Andara dari posisi mereka saat ini. Rambut yang berwarna kecoklatan yang di kuncir kuda, kulit putih bersih, jemari yang lentik,, bulu mata yang lentik dan bibir ranum yang kemerahan membuat Arka terpukau. Bisa Arka kira kalau Andara adalah gadis yang blasteran. Entah dari ayahnya atau ibunya, yang jelas mereka sudah menghasilkan perempuan paling cantik di mata Arka Putra.
Namun yang Arka masih ragu adalah bola matanya. Sekilas Arka bisa memastikan kalau Andara memakai softlens cokelat di matanya dan itu membuat Arka penasaran. Sebenarnya apa warna bola mata gadis ini?"
Di saat mereka melihat dan mengamati satu sama lain, ponsel milik Andara berbunyi, dan karena hal itu juga membuat interaksi mereka menjadi canggung.
Andara mengambil ponselnya dari saku celana olahraganya dan melihat siapa yang menelfonnya.
"Abraham calling.."
Andara langsung menggeser layar dan panggilan langsung terhubung.
"Hallo…" ucap Andara,
"Hallo Andara, I miss you…" ucap Abraham dari sana.
Andara tidak menjawab perkataan Abraham karena sedari tadi, Arka selalu menatapnya dengan tatapan curiga dengan mata yang memicing ke arahnya. Dan itu membuat Andara gugup. Perasaannya mengatakan kalau dirinya saat ini sedang terpergok selingkuh dengan cowok lain di belakang Arka. Padahal kalau di fikir – fikir lagi mereka berdua tidak ada hubungan apa – apa. Hanya sebatas kakak kelas dan adik kelas. Tidak lebih.
Tetapi kenapa rasanya beda saat bersama Arka.
"Kamu lagi di mana..?" tanya Abraham lagi.
Andara menatap Arka lagi. "Aku lagi di sekolah.." jawabnya singkat.
"Gitu. Nanti pas pulang sekolah aku jemput ya..?"
Andara mengerutkan dahinya. "Memang sekarang kamu lagi di mana..?" tanya Andara, mengacuhkan perkataan Abraham kepadanya.
"Aku baru sampai di Indo tadi. kangen kamu, makanya pengen ketemu. Udah lama.." terang Abraham dari sana.
Andara menghela napas pelan. Pulang nanti dirinya akan di jemput Devan, kakaknya karena sudah janji dari semalam. Tapi Abraham, temannya yang tinggal jauh datang ke sini dan ingin bertemu dengannya. Andara bingung.
Di saat sedang memikirkan keputusan mana yang akan ia ambil, tidak sengaja Andara menatap kembali Arka yang juga sedang menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa Andara artikan.
"Andara..hallo…" suara Abraham kembali terdengar. " jadi bagaimana?"
" Ya udah, nanti kita ketemuan di café biasa ya. Masih ingatkan..?" tanya Andara.
"Of course. Nanti aku tunggu kamu di sana sekalian dengan makanan kesukaan kamu.see you An.." ucap Abraham dan panggilan terputus.
Andara menatap ponselnya yang gelap setelah panggilan terputus dan kembali menghela napas pelan dan itu di perhatikan oleh Arka yang sedari tadi mendengar percakapan Andara dan Abraham.
"Siapa..?" tanya Arka, ingin tahu
"Teman.." jawaban Andara singkat.
"Pengen ketemu kamu.?" Tanya Arka lagi.
Andara menoleh. "Hmm, baru datang dari Inggris. Pengen ketemu katanya.." jawabnya lagi
Arka memperhatikan raut wajah Andara yang terlihat enggan saat berbicara di telfon tadi.
"Kenapa? Ada masalah sama dia..?"
Andara menggeleng. "Nggak ada, Cuma udah janji sama abang pas pulang nani mau ke mall, tapi Abraham nelpon. Nggak enak kalau nolak. Jauh – jauh datang pengen ketemu gak mungkin banget aku tolak. Kasihan dia nya."
Arka mengangguk. Mendengar apa yang di katakan Andara barusan namun tidak menajwab.
Dengan pelan, Arka menjulurkan tangannya ke wajah Andara untuk menghalau anak rambut yang tertiup angin.
Andara terdiam kaku, tidak bisa bergerak.
"Aku suka kamu.." ucap Arka tegas, dan itu semakin membuat Andara tidak bisa bergerak.\