Slamat pagi dunia...
Kenalin nama gue Dwi Gea, gue anak pertama dari dua bersaudara umur gue 26 tahun dan masih sendiri.
Gue hobby rebahan tapi harus kerja keras karna tuntutan hidup di kota yang cukup besar, gue tinggal di Bandung dan harus kerja di satu toko roti Sweetheart sebagai seorang supervisor produk.
"Kak bangun gue laper buatin sarapan dong"
"Ahhh...sesekali buat sendiri dek" gue harus bangun setiap pagi dan harus jadi ibu untuk adik gue.
Dia Echa lilia, adik gue satu-satu nya dan yang paling gue sayang, umur nya 23 tahun dia bekerja di salah satu hotel bintang 5 sebagai Frondesk agen.
" kakakk bangun dong..gue dah lapar" Echa terus mengetuk pintu kamar, biar gue menyerah dan bangun.
"Echa...ini hari libur kakak kenapa harus bangun pagi pagi banget sih"
"Upsss..sorry" echa memang adik yang manja dan kurang pandai dalam hal memasak.
Sejak sepeninggal mama gue harus hidup berdua dan saat papa memilih menikah dan tinggal di Jakarta dengan keluarga baru nya.
"Kak buruan, malah ngelamun lagi"
"Ia ia bawel, lagian kenapa gak beli sarapan di luar aja sih" gue masukin potongan roti yang sudah di taburi keju dan potongan sosis ke dalam oven.
" roti buatan kakak yang paling enak, sarapan tanpa roti itu rasa nya cepat lapar" echa tersenyum sambil duduk menunggu roti buatan gue.
Begitulah echa tidak pernah meninggalkan sarapan nya. Selalu menunggu gue memasak dan berpamitan. Gue ngerasa jadi Ibu di usia yang sangat muda.
"Echa gimana kerjaan di hotel?" Gue nanya serius memandangi echa yang lagi makan roti dengan lahap.
" semua biasa aja, chek in chek out, report bla bla" dia tertawa sambil memandang ke arah ku
"Bagus lah jangan terlalu capek ya" gue lega tawa echa berarti hal buruk masih jauh dari nya.
"Gak apa apa kak, semua biasa aja kok" echa tersenyum biar gue gak kwatir.
Gue selalu kawatir tentang echa apakan dia baik baik saja, apakah dia sedih atau ada masalah.Gue takut kehilangan adik satu satu nya.
"Kak gue berangkat yak" echa mencium pipi gue lalu mengambil tas kemudian berlalu.
"Hati hati cha, jangan pulang malam yak" gue selalu berpesan agar dia pulang tepat waktu biar bisa makan malam di rumah.
Hari sabtu selalu menjadi hari libur gue, hari dimana gue bisa tidur sepanjang hari melupakan rutinitas yang sangat membosankan, aroma roti dan kopi yang selalu menemani gue di Toko.
Setelah merapikan rumah dan memasak beberapa makanan gue mandi lalu kembali merebahkan badan gue yang masih pengen tidur.
Pukul 3, perut gue mulai merasa lapar dengan penuh rasa malas geu melangkah ke dapur sambil mencoba menyadarkan diri.
Beberapa suapan masuk ke mulut dengan mata yang masih terpejam lucu memang, gue adalah tipe gadis yang susah sadar ketika sudah libur.
Ting tong..
Gue ambil hp dan gue lihat ada whatsup dari dita.
[ ] Dita
"Gea..tau gak sih ada cwok ganteng banget di sini"
"Truss kalau ganteng??"
"Dihh lu mah suka gitu, sesekali coba donk tertarik sm cowok"
"Maksud lu,?? Gue lebis gt?"
" hehee...gak gt juga sih"
"Yaudah deketin sana, kenapa malah laporan ke gue"
"Ia donks..gue cm mau cerita biar nanti lu gak deketin dia"
"Makan tu laki, bey"
" bey Gea sampe jumpa besok"
Itulah gue, udah 3 tahun gue gak tertarik dengan yang nama nya laki laki, sejak terakhir kali hubungan gue gak di restui oleh keluarga mantan gue.
Sejak saat itu gue mutusin buat cinta diri sendiri.
Ohh ya...perempuan tadi sahabat baik gue Dita dia gadis periang yang selalu menyempatkan diri untuk menanyakan atau pun curhat tentang hal yang tidak berguna, Dia gadis baik tapi sedikit genit terhadap lelaki walaupun dia sudah memiliki pacar.
***
Kembali ke 3 tahun lalu saat gue datang ke acara nikahan Dion, Laki laki yang jadi semangat hidup gue selama 3 tahun.
Gue ketemu dion di sebuah acara yang kebetulan gue di suruh untuk antar kue yang sudah di pesan dalam acara itu.
Pemilik tempat acara itu kebetulan adalah Dion anak tunggal dari keluarga yang cukup kaya.
Gue yang sibuk mengecek semua kondisi roti dan cake di kejutkan dangan muncul nya dion yang senyum dan menyapa dua teman gue.
"Hai ada berapa macam rasa yang kalian punya?"
"Kami bawa 6 macam rasa pak" jawab salah satu anggota dengan sopan
"Baik lah rasa apa saja itu?
"Coklat,vanila,avocado,tiramisu,orange,stroberry"
"Ok kalau minuman yang kalian punya"
"Kami sediakan americano dan latte pak"
"Baik lah...mohon kerja sama nya" dion tersenyum lalu melangkah pergi.
Gue yang gak tau malu jatuh cinta begitu melihat dion yang tersenyum manis.
Sampai acara itu selesai gue cuma bisa ngelihat dion dari jauh dan kagum dengan apa yang dia punya.
Hal mengejutkan itu tiba, ketika gue sampe di rumah ada nomor baru yang tiba tiba mengirim pesan.
[ ] +6323787866xxx
"Hai.."
"Hai"
"Makasih buat kerja keras nya hari ini, semua pelanggan kami suka dengan rasa roti yang toko kalian sediakan hari ini"
"Sama sama,"
"Kamu kenal siapa aku?"
"Maaf gue gak kenal, ini siapa?"
"Oh ya..kenalin Saya Dion anak dari pemilik galeri seni tempat kalian mengantar roti tadi siang"
"Oh..pak dion..bapak dapat nomor saya dari mana?"
"Santai aja Gea..panggil saya Dion saya rasa umur kita tidak jauh beda, saya dapat nomor kamu dari daftar hadir di kertas yang kalian isi sebagai pengantar makanan"
"Ohh gitu pak"
"Ia saya harap lain kali kita bisa ketemu lagi"
"Ahhh ia pak pasti"
"Slamat malam gea"
"Malam pak dion"
Itu adalah awal gue mulai mengenal Dion laki laki yang manis dan lembut.
Malam itu gue susah tidur, wajah dion yang ganteng buat mata gue susah terpejam.
Begitulah awal nya gue kenal sama dion.
Dion yanh super sibuk dengan kerjaan selalu punya waktu untuk ketemu sama gue yahh walaupun 30 menit di kala makan siang nya.
Satu bulan saling mengenal gue ngerasa ada rasa sayang yang besar untuk dia.
Siang itu nampak beda, Dion datang sambil tersenyum mencari gue di toko. Teman gue bilang dion di depan nunggu.
"Hei makan siang ya?" Gue basi-basi dong
" ia nih..malam ini lu ada waktu gak?"
"Ada ada " gue dengan cepat nya jawab dan menyesal harus nya gue mikir dulu.
"Kalau gitu gue jemput ya jam 8"
"Ok.." gue nyengir bahagia dong
" lu suka nonton? Atau jalan jalan aja?" Dion nanya gue
"Nonton boleh deh" rasa bahagia apa ini, gue bigung padahal gue dah biasa nonton sama Dita atau echa, Ini rasa yang beda.
"Ok kalau gitu sampai nanti ya" dion melambaikan tangan nya dengan senyum manis.
"Dah " gue balas melambai dengan tangan satu nya berusaha nahan getaran di dada gue, padahal itu cuma nonton kenapa harus sebahagia itu.
Selama jam kerja pikiran gue terbang entah kemana, rasa bahagia itu otomatis buat bibir gue gak bisa berhenti senyum kadang nyengir yang buat gigi gue kering.
Dan bodoh nya gue sampai lupa diri kalau gue masih kerja, dita yang dari jauh bisa melihat gelagat aneh gue.
"Hayoo senyam senyum" teriak dita dari sudut pintu.
"Apaan sih, ngejutin aja" gue malu dong ketahuan senyum gak jelas.
"Yang jatuh cinta sampe lupa tempat"
"Sirikk aja lu" gue pura-pura sibuk biar dita gak terus menindas gue yang lagi bahagia.
Jam 7 wib gue harus cepat cepat pulang dan siap siap, ini hari pertama gue jalan sama dion. Gue gak mau dia kecewa ngelihat gue yang biasa aja padahal dia luar biasa di mata gue.
Gue yang asik dandan sambil ngebayangin hal-hal bahagia yang bakalan gue rasain bareng dion nanti. Hape gue berdering.
[ ] DION
" Gea gue dah di bawah ni"
"Ok ok gue turun ni" gue yang gugup setengah mati mungkin suara gue rada bergetar..oh Tuhan rasa apa ini.
"Ok "
Suara di dion hilang, gue masih ngatur nafas rasa nya sesak dan bahagia di dada gue, berlebihan memang tapi itulah perasaan gue waktu itu.
Gue ambil pena dan kertas memo gue tulis beberapa kata jadi echa gak kwatir kalau gue pulang terlambat.
For : echa sayang
Kk pergi nonton dulu yak sama teman.
Dahh dahh
Kk tersayang.
Gue tekan tombol lift nemuju lobby apartment, dag dig dug di dada masih terasa.Tapi gue coba pura-pura santai waktu gue lihat dion berdiri di sebelah mobil nya.
"Hai" basi banget ya bahasa gue buat nyembunyiin rasa gugup.
"Hai ..ayok" dion senyum lalu masuk ke mobil.
"Gue buka pintu dan masuk ke mobil dion" bukan kebanyakan cerita gue di bukain pintu berasa princes di sini gue buka pintu sendiri.
"Lama ya nunggu?" Gue tau gue ontime banget tapi biar gak canggung gue basa basi lagi.
" gak kok " dion senyum ke arah gue.
Gue ya senyum aja karna gue juga tau paling dia nunggu 5 menit.
Perjalanan hening banget dion sibuk dengan jalanan dan gue sibuk nenangin hati gue yang gak karuan.
"Haaa sampai nih" dion ngasih aba-aba ke gue.
" ahh..dah sampai aja" gue pura-pura ga tau padal gue tau banget kalau XX1 itu ga jauh dari apartment gue.
Selama menuju bioskop gue jalan lambat dong, berharap tangan gue bakalan di pegang sama dion dan harapan gue terkabul. Cowok coll itu genggam tamgan gue, mungkin dion bakalan mikir kalau gue kena hipotermia karna gue tiba-tiba ngerasa suhu di sana makin dingin. Dan dion menyadari kalau tangan gue dingin banget.
"Kok tangan lu dingin banget??" Dion nanya gue.
"Ahh..biasa gue emang gitu kalau suhu ruangam rada dingin" gue ngeles dong gue malu kalau dia tau gue gugup.
"Ohh..kenapa ga pake jaket ?" Dion nanya lagi dong.
"Gak apa-apa udah biasa kok" gue coba relax dengan semua ke bohongan. Gue mikir udah dandan cantik cantik ya kali gue harus pake jaket kayak mau ke gunung.
"Kita nonton apa ya" dion coba lihat beberapa film di layar sambil terus genggam tangan gue.
"Gue suka semua genre film kok, horor atau action gue suka" dalam hati gue apa aja deh yang penting bareng sama lu.
"Yaudah kita nonton horor ya"
"Ok " gue jawab singkat asal bareng dion gue ga peduli seseram apa itu film.
Setelah milih tempat duduk dan beli beberapa cemilan buat nonton nanti, gue duduk dulu bareng dia sambil nunggu jam tanyang film horor itu.
Gue cerita cerita garing bareng dion sebelum film nya di putar.
Waktu kami dengar pengumuman film bakalan di putar dion buru-buru gengem tangan gue lagi, dan kami jalan ke ruangan yang udah di tentukan di tiket.
Selama film di putar gue santai aja, karna gue bukan tipe cewek menye-menye gue lebih fokus sama perasaan gue waktu duduk di sebelah dion.
Waktu film itu selesai di putar gue ngarep biar durasi nya di perpanjang jadi gue punya waktu lebih ngelirik ke arah dion yang makin ganteng karna sinar dari layar besar di depan.
"Haaa..seru ya film nya" dion nampak puas dengan jumpscreen dan alur cerita film itu.
"Ahh ia seru banget" gue pura-pura ngikutin jalan cerita film itu, padahal gue fokus ngelirik dion.
" lu udah makan malam belum??" Dion tampak memegang perut nya.
"Belum sih" gue jujur kali ini karna bahagianya gue sampe ga selera ngelihat makanan di meja makan, gue fokus buat nonton dengan perut lapar dan cuma makan popcorn.
"Kita cari makan yok" dion nawarin makan dong.
"Ayok" gue bahagia dalam hati akhir nya ada tambahan waktu buat bareng dion.
Kami yang lapar jalan dong sambil lihat kiri kanan di mall itu, berharap masih ada restoran yang buka, dan doa gue di dengar Tuhan masih ada restoran yang buka.
"Kita makan di sini aja dion" gue ngusulin dong ke dion biar berhenti dan makan di restoran itu.
"Yaudah ayok"
Setelah mesan beberapa menu makanan dan minum gue makan dan gak lupa masih sesekali menikmati pemandangan indah di depan gue.
"Lu suka menu nya?" Dion nanya ke gue.
"Suka kok" gue senyum sambil teriak dalam hati nasi doang enak dion asal lu depan gue gini tiap hari.
"Bagus deh..kalau mau nambah menu gak apa-apa gue traktir hari ini" dion sedikit tertawa ke arah gue.
"Gak kok udah cukup" tawa dion buat gue susah konsentrasi sama menu di depan gue.
"Lu gak apa apa pulang malam??"
"Gak apa-apa gak ada yang marah kok"
"Orang tua lu gak marah gitu?"
"Kayak nya mama yang di surga udah bahagia dan gak peduli mau gue pulang atau gak..kalau papa mungki marah tapi kayak nya dia ga bakalan tau gue pulang malam soal nya dia udah sama keluarga baru nya" gue jelasin dengan nada yang rada sedih, kali ini gue bener sedih.
"Ahh maaf gea gue gak tau" dion nampak nya sedih setelah dengar omongan gue.
"Gak apa-apa, gue dah biasa kok udah 2 tahun sejak papa gak ada kabar lagi" gue coba senyum dan tiba-tiba rasa masakan di resto itu gak enak lagi.
" yaudah lupain itu" dion coba mengelus tangan gue coba nenangin gue yang udah mulai berkaca-kaca.
"Haha..ia ia" gue coba ketawa yah walaupun gak ada hal lucu di sana.
"Gea gue mau ngomong sesuatu" dion genggam tangan gue.
"Yah ngomong aja" gue coba tenang walaupun mulai grogi lagi waktu dion pegang tanga gue.
"Gue suka sama lu dari pertama kali gue lihat lu di galeri seni waktu lu nganter roti, dan setelah satu bulan lebih gue kenal gue rasa ada sayang buat lu" dion sedikit tersenyum ke gue.
"Haa?" Gue dengan bodoh nya cuma bilang itu sambil gak percaya giman bisa dion yang WOW suka dan bisa sayang ke gue.
"Lu punya pacar gea?" Dion nanya ke gue lagi.
"Gak ada dion"
"Lu mau gak jadi pacar gue?"
"Haa" gue bigung dong mau jawab apa haa itu kata-kata yang paling cepat keluar dari mulut gue.
"Gak apa-apa lu gak usah buru buru jawab"
"Gue mau" dan dengan suara cukup keras dan cepat gue jawab dion yang nanya itu.Tapi gue juga nyesal kenapa sifat spontan gue ini buat gue nyesal setelah buru buru ngejawab harus nya gue jual mahal dikit, haaa sudah lah.
"Jadi kita pacaran ya" dion tampak bahagia banget gengaman nya di tangan gue makin kuat.
"Ia " gue senyum relax walaupun di dalam hati gue udah teriak-teriak gak percaya cowok cool di depan gue ini adalah pacar gue.
11 februari 2017 hari pertama buat gue punya pacar dan resmi pacaran.
Rasa nya bahagia banget punya cowok keren dan tajir dengan keluarga yang kaya raya yahh itu kayak dongeng banget.
Itulah cerita awal gue kenal dan pacaran dengan dion.
Gak terasa sudah pukul 6, cukup lama gue begong melihat ke arah luar apartment mengingat masa lalu indah juga sedikit masih terasa perih di dada, tapi gue udah ikhlas dengan pilihan nya juga takdir gue.