Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Paku Jarum

OTAK_HAUS
--
chs / week
--
NOT RATINGS
3.4k
Views
Synopsis
Reno merupakan anak indigo yang

Table of contents

VIEW MORE

Chapter 1 - Paku Jarum

Sudah hampir satu tahun Edgis tak pulang ke Rumah, nenek Surami menanti terus dibalik jendela usai mendapatkan kabar kalau cucu kesayangannya datang. Dialah Edgis Watanabe, sosok wanita mungil secara fisik tapi besar secara mental. Sudah berani hidup secara mandiri sejak SMP, ketika kedua orangtuanya merantau ke Malaysia untuk bekerja disana.

Tapi sekarang Edgis sudah kuliah di Jurusan Ilmu hukum, di salah satu kampus ternama di Semarang. Edgis sempat kali ini untuk balik lagi ke kampung neneknya setelah hampir dua belas tahun berpisah.

Suasana malam itu adalah malam yang spesial bagi nenek Surami yang sudah hampir dua belas tahun berpisah dengan cucunya, maka sekarang Nenek Surami sempatkan menahan semua ngantuknya yang penting bisa bertemu dengan cucu kesayangannya, diantara semua cucu lainnya, dialah Edgis Watanabe.

Malam semakin larut pukul sebelas malam pun usai terlewat, Edgis masih menanti salah satu Bis yang lewat kearah Rumah neneknya, belum datang juga padahal kanan-kiri Edgis memang kosong melompong meski di ujung Terminal sana terdapat salah satu pria bertopi dan berseragam yang tak lain adalah tukang cleaner servis, Edgis juga was-was apalagi dia anak perempuan mungil yang tak punya fisik sekuat lelaki.

Tiba-tiba sebuah Bis berukuran sedang berhenti di wilayah Terminal, tampak terlihat kosong sama sekali tanpa adanya penghuni di dalam. Segera Edgis melambaikan tangannya, dan supir itu berhenti sejenak. Edgis pun berlari dengan mata setengah mengantuk, haus, dan lelah berusaha menaiki Bis.

Bagaikan berdiri di depan ribuan penjahat, Edgis melihat Bus itu tampak gelap, dan kosong terkecuali meja supir dan kernet saja yang tampak terang sedangkan semuanya masih terlihat gelap total tanpa ada sedikitpun manusia di dalam.

"kenapa mbak kok diam di pintu saja?" tanya Supir itu.

"ini bus masih beroperasi ya pak!"

"masih mbak, gakpapa duduk di dalam saja, sengaja kumatikan lampunya biar gak ada korslet dalam Bis. Sudah sering Bis ini kena korslet masalahnya."

Mendengar ucapan itu, Akhirnya Edgis berjalan perlahan masuk ke dalam area Bis yang tampak sepi dan gelap. Sungguh suasana mencekam, tanpa ada seseorang selain Edgis sendiri di dalam Ruangan. Edgis tak ingin suasana setam semakin terasa di tubuhnya dia duduk di baris kedua belakang supir, sedang Sopir itu terus mengendarai Busnya untuk terakhir kali operasi sebelum memutuskan pulang tepat di jam dua belas malam.

Nyali semakin ciut seketika, tak ingin melihat ada apa di sampingnya, Edgis membuka tas dan berpura-pura sibuk main Handphone meski tak ada satupun yang mengirim messanger kepadanya.

"kok sendiri saja Mbak?" tanya supir itu.

"Iya, ini mau ke kampung nenekku."

"oalah....masih jauh ya dari sini?"

"Ndak pak, sekitar katanya sekitar tiga puluh menit dari sini."

"apa nama alamatnya?" Tanya supir itu.

"Aku sendiri lupa, nanti Aku lihat dulu."

jawab Edgis, dan semua kembali terdiam.

Edgis kembali menyibukkan diri dengan ponselnya, tiba-tiba dia seakan-akan dibisikkan, dengan sebuah suara berkata, "Aku di belakangmu"

Tiba-tiba Perasaan Edgis turun drastis merasa tak nyaman dengan suasana hatinya yang tiba-tiba terganggu oleh salah satu suara aneh dari belakangnya.

Hati Edgis terus melawan agar Edgis tak menolehkan pandangannya ke belakang, "jangan toleh, seram banget lho!"

tapi rasa penasaran, dan antusias Edgis terus menggebu-gebu dalam pikirannya, siapa sosok, siapa sosok ini hingga akhirnya, dia perlahan membalikkan wajahnya meski hati Edgis terus melawan untuk tak sedikitpun menolehkan pandangannya ke belakang.