"Di belakang sana kak, sebelah toko ada jalan kecil," ujar anak kecil itu memberitahu Anggika.
Anggika mengangguk paham, lampu sudah hijau dan Anggika melambaikan tangannya pada ketiga anak kecil itu dengan kedua pasang mata yang masih berurai air mata.
Anggika mengingat papanya, dia berjanji setelah sampai rumah akan memeluk papanya dengan erat.
Sementara itu di rumahnya, Hendra tengah meminum kopi sembari mengecek berkas-berkas yang akan dia bawa ke luar kota. Hendra harus keluar kota untuk menjalankan rapat bersama dengan Alvaro dan beberapa perusahaan yang lainnya.
Hal ini bukan lagi menyangkut tentang Anggika, hanya fokus pada perkembangan setiap perusahaan saja. Terdengar suara mobil putrinya, Hendra hendak berdiri namun mengurungkannya kembali.
Hendra teringat bahwa kemarin putrinya menolak untuk dia peluk dan mungkin sekarang masih tidak mau menemuinya seperti tadi pagi sarapan di dalam kamar.