Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Sekertaris Pilihan Ayah

Aurelliana_Estrina
--
chs / week
--
NOT RATINGS
2.1k
Views
Synopsis
Abi Rama Nirupan, lelaki tampan berdarah Rusia dan Indonesia itu harus kembali ke Jakarta untuk menggantikan posisi ayahnya sebagai Direktur perusahaan ternama seantero Asia maupun Tenggara. tubuh atletis dan manik biru yang mampu memikat hati kaum hawa yang melihatnya serta rahang tegas nan kokoh dengan dada bidang yang membuat kaum adam iri dibuatnya. Mampukah Arava Granasya bertahan menjadi sekertaris Rama yang nyatanya adalah seorang yang dingin dan tempramental, tidak tertarik pada wanita selain ibunya. Bahkan ibunya sendiri mencurigai bahwa putra nya ini menyukai lawan jenis.
VIEW MORE

Chapter 1 - 1. Ajakan Makan Malam

Seorang wanita cantik yang memasuki umur 24 tahun itu berjalan dengan anggun menyusuri lobi kantor yang sudah ramai akan pegawai, membalas sapaan dengan senyuman ramah dan manisnya.

Memasuki lift khusus yang hanya digunakan untuk petinggi maupun klien penting.

Arava Granasya, Sekertaris CEO Abemo kitra Nirupan. Wanita itu menekan tombol 31 dimana hanya terdapat ruangan CEO, termasuk tempat kerjanya.

Mendudukan dirinya dikursi tempatnya bekerja, bersebrangan dengan pintu ruangan CEO.

Berdiri tegak saat seorang lelaki keluar dari lift yang baru saja ia pakai, membungkukkan badannya, "selamat pagi pak Kitra." Ucapnya menyambut lelaki paruh baya yang menjadi pimpinannya. Meski sudah memasuki kepala 4, lelaki itu tetap terlihat gagah dan tegas. Tidak seperti pria tua pada umumnya.

"Pagi Rava. Masuklah keruangan saya." Ujarnya memasuki Ruangan, diikuti Arava dibelakangnya.

Mendudukkan diri dikursi kebesarannya dan mulai membolak balik dokumen-dokumen yang tertumpuk.

"Sebutkan jadwal saya hari ini." Ucapnya memerintah.

Arava mulai melihat tablet yang ia genggam, membaca jadwal yang sudah ia buat. "Jam 09:00 bapak memiliki pertemuan klien direstaurant seperti biasa, jam 10:45 bapak harus menghadiri acara pembukaan perusahan ADK, dan jam 13:15-"

Ucapan Arava terhenti saat Kitra mengangkat tangannya, memerintah Arava untuk tidak melanjutkan ucapannya.

"Batalkan jadwal saya dari jam 1 sampai 3 siang. Istri saya akan datang.

"Baik pak."

"Cukup itu saja." Lanjutnya

"Permisi." Izin Arava melangkah keluar dari ruangan.

Jam istirahat sudah tiba, tapi Arava masih saja berkutik dengan laptop nya, jam menunjukkan pukul 12:15, waktunya untuk makan siang. Setelah selesai menghadiri acara dibukanya perusahaan cabang ADK, salah satu perusahaan besar yang berkolaborasi dengan Perusahaan ini, Arava melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.

Tiing

Pintu lift terbuka, menampilkan wanita paruh baya yang masih memiliki paras muda.

Arava beranjak dari duduknya, membungkukkan badan menghormati kedatangan wanita itu. "Selamat datang dan selamat siang bu Agrean." Sapanya

Agrean cakra Nirupan, wanita itu terkekeh kecil melihat sekertaris suaminya yang sudah ia anggap sebagai anak sendiri. "Tidak usah begitu formal padaku Rava." Ujarnya yang dibalas senyuman oleh Arava

"Bagaimana keadaan mu?" Lanjutnya memeluk Arava.

"Baik tan, bagaimana dengan tante?" Jawab Arava membalas pelukan Agrean

"Sangat baik sekali." Sahut Agrean tersenyum sumringah.

"Aku ikut bahagia melihatnya."

"Kamu memang yang terbaik." Gumam Agrean

"Mari kuantar masuk tan." Ucap Arava dan memasuki ruangan yang disusul oleh Agrean.

"Selamat siang suamiku." Ujar Agrean melihat Kitra yang masih sibuk dengan pekerjaannya.

"Kamu sudah datang." Sahut Kitra

"Mau saya buatkan minum apa tan?" Tanya Arava

"Teh manis saja, maaf merepotkan."

"Tidak sama sekali, kalau gitu saya permisi." Pamitnya dan keluar

Agrean memandangi punggung Arava dengan senyuman bahagianya. "Kenapa dengan mu?" Tanya Kitra yang merasa istrinya terlihat aneh.

"Bukankah dia cocok?" Tanya nya tanpa mengalihkan perhatian

"Dia? Cocok? Siapa? Apanya?" Tanya Kitra beruntun membuat Agrean berdecak dan mulai mengalihkan pandangannya

"Arava, bukankah dia cocok dengan anak kita?" Ulangnya menjelaskan

"Maksudmu Rama?" Tanya Kitra lagi menaikkan sebelah alisnya

"Tentu saja, siapa lagi anak kita yang masih melajang."

Kitra berfikir sejenak, "tidak terlalu buruk."

"Dia begitu baik dan manis hingga membuatku menganggapnya seperti seorang anak, apa lagi yang harus diragukan." Celetuk Agrean panjang lebar

"Aku hanya meragukan perasaannya dan perasaan anak kita. Mungkin saja dia sudah punya calon."

Agrean mendelik menatap suaminya, "tidak akan kubiarkan!"

Tok tok tok

Ketukan pintu menghentikan pembicaraan mereka, "diamlah, atau dia akan mendengar nya." Ucap Kitra pelan

"Masuk."

"Maaf mengganggu." Ucap Arava tersenyum kikuk meletakkan satu cangkir teh dan satu cangkir kopi.

"Tidak. Duduklah disini, aku ingin bercerita padamu." Pinta Agrean tersenyum ramah.

Arava menuruti perintah istri pimpinannya, menduduki sofa disamping Agrean

"Ada yang bisa aku bantu?"

"Aku sangat bahagia, anak bungsu ku akan kembali dari Amerika."

"Aku ikut senang mendengarnya. Apakah itu kak Rama?"

"Ya, tentu saja. Kamu menalnya?"

"Aku pernah ikut serta ke Amerika saat pak Kitra berdinas dengan ditemani anda. Saat itu kalian bertemu dengan kak Rama, jadi aku sedikit mengetahuinya."

"Oh ya, aku lupa, itu terjadi 3 tahun lalu. Sepertinya hanya aku yang menua karena kamu terlihat selalu cantik, Rava."

"Tidak, tante juga terlihat sangat cantik seperti biasanya."

"Benarkah? suamiku juga selalu berkata demikian." pekik Agrean terkekeh

"Kita akan mengadakan makan malam besok lusa. Sudah lama kamu tidak bermain dirumah kami, bisakah kamu ikut datang ke acara makan malam nanti?" lanjutnya menatap Anera penuh mohon

"Akan kuusahakan tante."

"Baiklah, aku menantikan kedatangan mu."

"Oiya, sebaiknya panggillah aku bunda, aku terlihat terlalu tua dipanggil tante." Pintanya lagi

"Mm baiklah B..bunda."

Agrean tersenyum manis, "kalau gitu silahkan lanjutkan kegiatanmu."

"Iya bunda, Rava permisi." Pamit Arava dan berlalu pergi.

*******

Jam kantor sudah selesai, kini Arava menjalankan mobil nya menuju mall terdekat, ia ingin membeli gaun untuk dipakainya saat makan malam nanti. Meskipun belum pasti ia akan datang, mempersiapkan tidak ada salahnya.

Banyak gaun yang bagus dan Sepertinya cocok dengannya, namun gaun seleranya belum saja dapat. Kebanyakan disini gaun yang begitu mewah dan terbuka, sedangkan dirinya lebih suka gaun yang simple dan sederhana.

"Kenapa tidak ada yang menarik." Gumamnya melihat-lihat dress yang tergantung

"Ini terlihat cocok untuk mu nona." Ujar seorang pria sembari menunjuk salah satu dress.

Arava sedikit terkejut namun segera menetralkan wajahnya, dilihatnya seorang pria yang tadi berbicara padanya. Sepertinya pria itu adalah pramuniaga ditoko ini.

"Terima kasih, tapi itu terlalu terbuka." Jawab Arava seadanya

"Benarkah, bagaimana selera mu nona?"

"Aku lebih suka yang simple dan sederhana."

"Mari, akan kutunjukkan Seperti yang kamu minta."

Pramuniaga itu memimpin langkah yang diikuti oleh Arava, "Silahkan dilihat dan dicoba."

10 menit Arava melihat-lihat dress yang cantik dan menarik itu, bingung harus pilih yang mana. Semuanya terlihat cantik menurutnya.

Akhirnya Arava memilih dress hitam yang sudah ia coba. Menyerahkan dress itu pada pramuniaga yang setia menemaninya.

"Aku ambil yang ini saja."

"Baiklah nona."

#next part