Dwi sudah ragu datang di acara itu, dia tau, kemarin Boti hanya berbasa-basi memberikan restunya pada Zulfikri . Kini dia dalam posisi istriahat, kedua tangannya berada di belakang tubuh. Dwi tak berani membuka mulut sebelum Boti terlebih dahulu mengajaknya bicara. Wanita itu sudah menggerakan telunjuknya ke arah batang hidung Dwi.
"Kau? Berani sekali kau datang ke acara mewah dan juga megah seperti ini." Tanya Boti dengan menatap penampilan Dwi.
Boti menatap, bola matanya bergerak ke atas dan ke bawah dan ke atas, begitu terus. MemperhDwin penampilan wanita yang berani merebut putra semata wayangnya. Dia melipat kedua tangannya, meminta Dwi mengangkat dahinya.
"Berani sekali kamu datang ke acara mewah dan sakral seperti ini. Kau tau kan, ini acara yang di selenggarakan oleh kalangan atas. Bukan wanita sepertimu." Ucap Boti dengan nada keras.