Chereads / Affair With Brother in Law / Chapter 15 - Hari H

Chapter 15 - Hari H

Semua tamu tampak hadir dengan pasangannya masing-masing, begitu juga dengan Sunny yang menggandeng mesra Reino.

Dan Nyonya Ros yang dipapah oleh Zava, mereka berjalan beriringan menuruni anak tangga.

Karpet merah itu sudah digelar, mereka cukup berjalan anggun melewati karpet itu, sampai mereka tiba di ballroom acara.

Pembawa acara menyambut dengan riang, begitu juga dengan hadirin sekalian. Mereka berdiri dari kursinya, memberikan riuh gemuruh suara tepuk tangan disertai taburan kelopak bunga mawar merah.

Suasana itu sangat meriah, lebih meriah dari hari pernikahan Zava dan almarhum Alzafa.

Senyum itu menyeringai di wajah keempatnya, yah.. di wajah Sunny, Reino, Nyonya Ros juga Zava.

Hanya saja senyum Zava yang paling hemat, ia hanya tersenyum tipis. Dibalik make up flawless nya.

Menuntun mamah mertuanya, membawa wanita paruh baya itu tepat di hadapan cake setinggi 2 meter, yah cake yang didominasi warna pink muda itu terlihat sangat menggemaskan.

Disana terpajang foto keluarga Nyonya Ros, termasuk wajah Zava menantunya.

Di ballroom acara, semua hadiah mewah berjejer dengan rapi, ada tas branded, perhiasan komplit, dan bahkan mobil mewah, yah... Mobil keluaran terbaru itu adalah hadiah dari Reino untuk mamah mertuanya, 'Nyonya Rosimah,"

Wajah tua dan mulai mengeriput itu tentu hari ini sangat terlihat bahagia, ia tak henti-hentinya menebarkan senyum. Senyum yang manis bagi para hadiah mewahnya.

Dengan bangga Nyonya Rosimah memperlihatkan hadiah mewahnya pada para hadirin, dan di atas meja itu, satu set perhiasan mewah, yang harganyapun ditaksir mencapai milyaran rupiah, tak salah lagi itu adalah hadiah dari sang anak, Sunny untuk mamahnya.

Sementara Zava, menantunya yang tak memiliki harta itu, "Hehh..." Senyum sinis itu ditujukan Ros untuk menantunya.

Sebuah kotak berukuran sedang dengan hiasan pita berwarna merah, yah... Zava bahkan membungkus sendiri hadiahnya.

Rosimah sudah menertawakan setengah bibir, ia tentu tak berharap banyak akan kado dari Zava menantunya, seperti tahun-tahun sebelumnya, menantunya itu hanya memberikan barang-barang murahan yang bisa dengan gampang Ros buang ke tempat sampah.

"Buka mah, aku harap mamah akan suka kadonya," ujar Zava disertai senyum tipis di wajahnya.

Sama dengan Sunny, senyum tipis itu menyeringai di wajah cantiknya, yah.. Sunny tak sabar melihat mamahnya mempermalukan Zava seperti tahun-tahun sebelumnya.

"Saya rasa cukup 2 kado ini saja yang menjadi simbolis," ucap Ros dengan kembali memilih duduk.

Membuat Sunny tersenyum senang, ia senang bahkan mamahnya tak sudi membuka kado dari Zava kakak iparnya.

"Sial!" gerutu Zava kesal, tapi ia tetap tersenyum manis, dan bahkan sangat manis. Zava tetap memakai topengnya, dan menyembunyikan rasa kesal dan kecewanya itu.

Kue setinggi 2 meter itu sudah dipotong, dan suapan pertama sudah diberikan, tentunya suapan itu untuk Sunny putri tunggalnya, juga Reino menantu kesayangan Nyonya Rosimah.

Lalu, lalu Zava, tidak.. ia tak dapat tempat di hati Ros, jangankan suapan kue untuk ikut foto bersama pun itu karena status Zava sebagai istri almarhum Alzafa saja.

Zava tak tahan lagi, ia bahkan sedari tadi tak diajak berbicara sepatah kata pun oleh ketiganya.

Sedangkan mereka, terlihat sangat bahagia, bercengkrama dan bercanda gurau.

Sunny,. Terutama wanita berusia 25 tahun itu, ia tampak menatap sinis Zava, menertawakan kakak iparnya yang hanya mematung diam.

Zava memperhatikan wajah Sunny, tapi lagi-lagi ia memilih tetap menggunakan topengnya, Zava tetap tersenyum manis kepada sang adik ipar.

Padahal tak bisa dipungkiri, hari ini Zava tampil sangat cantik dan elegan, dress panjang yang dikenakannya sangat mewah dan juga bagus.

Yah, Soraya benar-benar memenuhi janjinya pada Tuan Felix, ia menunjukkan kinerja bagusnya.

Dengan hasil gaun yang mewah, bagus, berkualitas dan tentunya cocok dikenakan oleh wanita secantik Zava.

"Untuk apa kau masih berada disini? Sepantasnya kau berada di dapur! Didapur menyiapkan makanan bagi para tamu," ucap Sunny dengan setengah berbisik, pada kuping kakak iparnya Zava.

Yah... Mereka berdiri bersebelahan, itu terpaksa, karena Sunny tak ingin Reino berdekatan dengan Zava.

Bisikan itu membuat Zava menoleh, jantungnya seakan terhenti memompa, juga nadinya seolah tak berirama untuk sementara.

Melirik sang adik ipar, yang sudah memasang wajah senyum setengah bibir, tentu Sunny senang ia menjadi pemenangnya.

Dan Zava, tentu ia sedang bersedih, atas perlakuan keluarga 'Rosimah' Padanya.

Tidak! Zava tetap memasang wajah manis dengan tersenyum tipis, menunjukkan barisan gigi putihnya pada Sunny.

"Tentu sayang, jangan khawatir, semua akan ku siapkan!" jawab Zava dengan membalas senyuman Sunny.

Lagi-lagi Sunny tak suka akan wajah manis Zava, ia lebih senang melihat wajah Zava yang bersedih dan nelangsa. Tapi, kakak iparnya itu tetap saja tersenyum. Dan membuat wajahnya terlihat cantik.

Tentu Sunny tak suka melihat Zava lebih cantik darinya.

Sunny memandang kesal Zava, meletakkan segelas bir di tangannya dengan kasar, sampai membuat suara hentakan di atas meja.

"Huhh... Awas kau, dasar wanita gatal!" gerutu Sunny kesal.

Suara hentakan itu terdengar nyata, membuat sang suami juga Nyonya Ros menoleh.

"Why?" tanya Reino dengan lembut pada sang istri.

Membuat Sunny tersadar, bahwa ia tak sepantasnya menunjukkan kemarahannya saat ini, "Hemm... Gak apa-apa mas, here," Sunny tersenyum kaku.

Ia kembali bergabung dengan yang lainnya, bersulang untuk hari besar perayaan ulang tahun sang mamah.

Begitu juga dengan tamu yang hadir, mereka tampak enjoy menikmati acara ulang tahun Nyonya Ros, tamu yang hadir itu bukanlah sembarang.

Mereka adalah relasi kerja Reino, Sunny juga relasi kerja mendiang suami Zava, mereka menyempatkan hadir untuk acara besar.

Ulang tahun Nyonya Ros mampu mempertemukan orang-orang penting juga berduit.

Mudah saja bagi Zava untuk mendapatkan pacar kaya, mapan dan tampan di acara ini, tapi sayang.. semua tahu.. aturan keluarga Nyonya Ros terlalu ketat.

Dan mereka tahu, Zava tak mungkin dipinang, ia sudah pasti harus menjunjung tinggi statusnya sebagai istri dari mendiang Tuan Alzafa Marcelino Putra.

Dan itu adalah status yang harus dibawanya sampai mati.

Acara tiup lilin itu sudah berakhir, tamu undangan silih berganti maju, bersalaman dan memberikan ucapan selamat pada Nyonya Rosimah, juga ketiganya ikut berdiri dekat sang mamah.

Menyambut dan menyapa tamu dengan senyum terbaiknya, Sunny berada di paling depan, setiap tamu yang mendekat akan disapa oleh wajah cantik Sunny, dan diakhiri oleh senyuman yang tak kalah cantik dari Zava.

"Selamat ulang tahun Tante, aku sangat senang melihat Tante dalam keadaan sehat, aku juga menghadiahkan sebuah apartemen mewah untuk Tante," ucap Felix, yang menyerahkan kunci apartemen itu secara langsung.

Yah… dia adalah sahabat dari mendiang Alzafa, yang pasti hadir di setiap kesempatan penting, tapi sudah 5 tahun ia tak ikut acara ulang tahun Nyonya Ros, itu semua karena kesibukannya menuntut ilmu di universitas di luar negeri.

Nyonya Ros tersenyum senang, dan memeluk Felix, mencium pipi laki-laki itu dengan hangat.