163-
Kecewa. Satu kata yang bisa menggambarkan Cyra saat ini. Netra nya hanya mampu mengamati sang suami yang perlahan menjauh di depan sana. Meninggalkannya dalam kesunyian malam yang memeluknya dengan sakitnya sebuah kebohongan.
Kebohongan dari seorang pria yang sangat Cyra percaya selama ini.
Dia di tinggalkan. Di tinggalkan sang suami untuk menemui wanita lain yang mana secara terang-terangan menyukai suaminya.
Sakit. Jangan ditanya bagaimana sakitnya. Hati Cyra bagaikan di tusuk banyak anak panah secara bersamaan. Saking sakit dan menusuknya luka yang sang suami buat, Cyra tanpa sadar terduduk lemas di atas lantai dengan kedua kaki yang terlipat dan tubuh yang memeluk kedua kakinya sendiri.
Netranya berlinang air mata. Tak tahu harus bagaimana selain menangis.
Pikiran Cyra sudah bercabang, bagaikan akar serabut yang tak ada ujungnya. Menyatu dengan tanah, dan terpendam.
Nafasnya terdengar sangat berat. Seberat beban yang saat ini tengah dia pikul.