Zio terlanjur kecewa dengan Davis. Ya, sang tuan besar keluarga Tanudjaya selalu saja mengekang hidupnya sejak dulu.
"Zio!"
Suara sang nenek mampu meluluhkan hati Zio. Ia menghentikan langkah, lalu berbalik menatap wajah Gretta.
"Ya, Nek?"
"Duduk dan selesaikanlah masalah Sherly bersama Davis sekarang!"
Gretta tersenyum. Wajah tuanya senantiasa tersenyum dan memberikan kehangatan kepada Zio.
"Tidak! Saya tidak ingin duduk bersama Cucu kurang ajar ini! Darah saya akan terus naik jika berlama-lama dengannya."
Davis memalingkan wajahnya ke arah lain. Zio menatap Davis sembari mengepalkan kedua tangan.
Jika saja pria tua di hadapanku ini bukanlah Kakek, sudah pasti aku akan mengakhiri hidupnya yang tidak berguna!
Zio merutuki Davis di dalam hati. Zio geram dan sakit hati atas setiap tindakan Davis padanya.
"Sayang, jangan bersikap kasar seperti itu kepada darah dagingmu sendiri! Apakah kau tidak pernah bercermin akhir-akhir ini?"