Saat Steve berbalik arah, ia menatap Sonia yang tertidur di sampingnya. Walau di luar masih gerimis ia merasa sangat puas, apakah karena adik iparnya tidak pergi dan menemani?
Ada suara petir halus, dengan tangannya Steve menutupi sebelah telinga Sonia, ia merasa sangat bangga untuk pertama kali ia mendahulukan orang lain dan ketakutan dalam dirinya seketika memudar.
Wajah cantik Sonia membuat Steve terpesona dan tersenyum. "Pantas Edward sangat mencintaimu, kamu sangat multitalenta dan perhatian!" lirih Steve.
Kemudian Sonia tersadar dan merasa tangan Steve ada di wajahnya. Buru-buru laki-laki itu memejamkan mata.
Sonia kaget, karena terlelap perut keroncongan nya juga membuat ia terbangun karena tadi tak sempat sarapan.
Melihat Steve terlelap Sonia langsung pelan-pelan melangkahkan kakinya keluar dari kamar pria itu, dan menutup pintu juga setelah menekan remote untuk menutup tirai.
Steve yang merasakan walau terpejam dapat mendengar gorden itu tertutup dan suara pintu tertutup. Ia tersenyum dan membuka mata setelah Sonia hilang dari pandangan.
Hari berikutnya Sonia pergi untuk belajar memasak dengan Jimmy FOODWORLD'S, ia sangat senang melihat anak itu karena sudah lama tidak datang ke restoran. "Jim, bagaimana peningkatan pelanggan?" tanya Sonia.
"Hari ini dan satu minggu terakhir banyak yang Dine in karena peraturan pemerintah, kita harus menjaga jarak karena sedang pandemic, untunglah ini sudah lebih baik dari bulan sebelumnya dan sudah boleh makan di tempat walau masih di batasi!" jawab Jimmy menjelaskan pada anak majikannya itu.
Sonia mengikat rambut dan menoleh. "Lalu mengapa kam bersedih?" ia dapat melihat aut wajah Chef Jimmy.
Jimny mengusap air wajahnya,"Aku sangat senang jika melihat para pelanggan menghabiskan makanan yang aku buat di piring mereka, namun kita tidak bisa melihat para pelanggan sekarang karena seperti ini."
Sonia mengerti. "Kamu benar, memang inilah yang terjadi tapi aku yakin semua pelanggan mu juga menghabiskan makanan buatan mu walau di rumah mereka,"
Jimmy mulai tersenyum."Apakah menurutmu begitu nona?"
"Tentu saja siapa yang akan membuang makanan seenak itu, lagi pula harganya juga sangat mahal!" Sonia tertawa begitu menyebutkan nominal harga setiap makanan di restoran nya.
Jimmy ikut tertawa. "Kalau begitu hari ini aku tidak ingin memasak, buatkan aku menu baru aku akan mencicipi nya hari ini," Sonia mengatakan itu untuk menghibur Jimmy. Memang tak di pungkiri gadis itu memiliki lidah terbaik, dan setiap menu akan lewat Indra perasa miliknya.
Ia duduk di meja makan di paling tengah, menengadahkan kepalanya sembari memainkan ponsel. Sekitar satu jam Jimmy datang mengantar makanan yang di minta Sonia, kali ini sebuah desert yang dia bawa.
Sonia membelalakkan matanya. "Mengapa desert?" tanya Sonia heran, padahal ia bisa saja meminta makanan berat.
"Aku melihat nona murung, makanan manis dengan sedikit gurih dan perpaduan keju akan membuat mu ceria dan mengurangi mood buruk," jelas Jimmy dengan antusias, ia menjelaskan secara rinci tentang desert yang di bawanya.
Sonia melihat tampilan dari cheesecake di depannya, desert itu sangat menawan dengan sebuah kue coklat di bawahnya dan krim juga keju berwarna sempurna di atasnya dengan buah strawberry sebagi penghias.
"Cheesecake, sempurna aku akan mencicipi nya sekarang!" ujar Sonia dan mengambil sendok kecil di depannya kemudian menyendok kue itu dan memasukan ke mulutnya.
Jimmy berdiri dengan keringat dingin seraya menunggu komentar dari putri bosnya itu. "Sempurna, ini adalah kue yang enak dengan perpaduan keju moose yang stabil, apakah kamu memasukan 100 gram?" tanya Sonia lagi.
"Aku memasukan 100 gram keju Moose, karena kesulitan mendapatkannya jadi aku mencampur dengan coklat Belgia di bawahnya dan karamel di tengah bagian roti."
Sonia mengangguk, pantas ia mendapatkan rasa yang unik begitu kue itu ada di ujung lidah! Ternyata karamel yang tersembunyi menjadi rasa yang unik dan seperti harta Karun sehingga orang akan bertanya-tanya apa itu.
Sedangkan keju Moose sendiri ini adalah salah satu keju termahal di dunia yang harganya mencapai 1.074 dolar AS atau Rp15,2 juta per kilogram.
Yang membuat harganya mahal karena keju ini hanya diproduksi terbatas di satu tempat, yakni di peternakan Moose House di Swedia. Susu rusa dibutuhkan untuk memproduksinya. Keju moose berwarna putih, dan penampilannya mirip dengan keju feta.
"Okay, kamu bisa accept menu baru ini, masukan saja dengan harga $450 per porsi."
Jika di rupiahkan dalam bentuk nominal Indonesia itu sekitar 6.435.000 per porsi, itu adalah harga yang seimbang untuk makanan berkualitas mahal sekelas FOODWORLD'S.
Jimmy mengangguk senang, nona muda itu memang sangat ceria dan baik hati sehingga membuat semua pegawai senang jika melayaninya juga sering memberikan semangat yang mensupport.
Sonia berbincang dengan lara pegawainya sebentar kemudian ia berniat pulang, seperti biasa Jimmy menawarkan tumpangan karena nona muda itu tak suka mengendarai mobil.
Ia diturunkan tepat di depan rumahnya, dan Edward melihat Sonia di antar kan lagi dengan mobil yang sama ketika ia kembali dari restoran.
"Di antar si Jimmy lagi?" suara Edward terdengar nyaring sembari melipat kedua tangannya.
Sonia menutup pintu dan berjalan ke arah suaminya. "Ia datang, aku menumpang lagi!"
"Apakah itu kebiasaan, bukankah kamu bisa menelpon aku atau mengatakan pada supir untuk menjemput?"
Mendengar Edward berbicara dengan nada tinggi membuat Sonia menata nafas nya. "Sayang kamu kan tahu aku sudah terbiasa!"
"Jangan di biasakan aku ini suamimu, lagi pula perbaiki attitude mu kamu adalah istri Edward Leonardo!"
"Apa kamu berpikir aneh-aneh?" tanya Sonia penasaran, karena Edward terus memanas.
"Tentu saja, apakah kamu sungguh tak puas karena kita belum memiliki seorang anak?"
Ucapan Edward sangat melukai hati Sonia, entah mengapa laki-laki itu berkata sedemikian rupa. "Edward?" lirih Sonia, sekaligus menyadarkan Edward dengan apa yang baru saja di ucapkan nya.
Lelaki itu berlari ke atas menaiki anak tangga, sedangkan Sonia hampir kehilangan keseimbangan dan masuk ke ruangan balet. Steve yang berada di ujung pintu kamarnya keluar dan memasuki ruangan dimana Sonia berada. "Sonia, are you okay?"
"Kak, aku tidak tahu mengapa Edward mengatakan itu!" ucap Sonia.
Steve yang menekuk lututnya dan sejajar dengan gadis itu, tanpa aba-aba mencium Sonia yang menengadah kepadanya sembari berlinang air mata. Sebuah ciuman yang sedikit ganas, namun anehnya Sonia tidak menolak entah karena kaget atau karena sensasi yang di rasakan nya.
Steve berhenti sebentar, dan Sonia pun tidak berkedip. Tangan Steve ada di leher perempuan itu kemudian ia mengecup sedikit demi sedikit di bagian leher Sonia! Sampai akhirnya ia tersadar dan mendorong tubuh Steve menjauh. "Kak, apa yang kita lakukan!" Sonia memundurkan tubuhnya dan bingung, pandangannya kosong namun ia tetap berdiri dan keluar dari ruangan baletnya.