Dia tampak selalu ingin menang sendiri dan berbicara seenak hatinya.
Mereka diam dan hanya saling melirik tidak enak, "Nafsu makan ku hilang, begitu seorang kecoa datang kesini berpura-pura so suci!" Siapa lagi kalau bukan Laras, gadis yang tidak lebih tinggi dari Kania itu memang satu-satunya yang tidak bisa menjaga omongan.
"Apa maksudmu Laras, apa salahku?" Kania menatap Laras.
Laras membanting kan sendok yang dipegangnya, "Rupanya ada yang tersindir, padahal aku hanya bicara tentang kecoak, rupanya memang ada Kecoak dikantor kita."
Kania tidak ingin marah, membalas ucapan Laras, sama saja dengan melayani orang bodoh. "Jika kalian tidak mau aku makan disini tidak apa-apa! Aku akan pergi," Kania berdiri dari duduknya.
Laras juga ikut berdiri dan menyambar sayur di mangkuk nya, "Kania bukankah seharusnya kamu makan dulu!" Laras melempar sayur itu ke pakaian Kania.