Beberapa orang gak mempercayai takhayul namun ia mengira begitu demikian walau ia juga bertanya-tanya.
Damar mengira Kania benar-benar takut hantu, namun gadis itu kaku dan keringat tampak keluar dari keningnya. "Kan, apa kamu takut padaku?" Damar tersadar melihat tingkah gadis itu.
"Tidak, aku takut setan ko!" Jawab Kania dengan terbata-bata.
"Khaira, aku memberinya nama Khaira putri pratama, dia putri kita yang cantik dan kuat, dan dia memang sangat kuat," jelas Damar.
Kania mengangguk senang, ia menyunggingkan senyumnya pada sang suami. Melihat itu Dimas memilih keluar dari ruangan itu, melihat Damar sudah membuatnya muak seketika.
Kania istirahat kembali, Damar tetap duduk disampingnya, ia menatap wajah istrinya dan anaknya bergantian.
Ucapan Dimas tentang memilih salah satu kembali menyergap pikirannya.