Satu demi satu kata keluar dari mulut nya, semuanya tampak sangat menyakitkan.
Tidak kasar namun mengandung banyak arti.
Setiap ucapan gadis itu membuat dia sakit kepala.
Jawaban Denzel rupanya membuat Seila terbakar api cemburu, dan ke tidak terima nya.
Suasana menjadi canggung dan tanpa kata-kata, Denzel yang jarang bicara pun merasa tak enak hati. Karena awalnya ia menang hanya niat berkunjung sebagai teman.
Denzel terus menuangkan minuman pada gelas sloki nya, ditenggak dan ditenggak lagi karena jika izin langsung pulang mungkin akan membuat Seila tidak nyaman.
Tenggakan demi tenggakan meluncur di tenggorokannya, membuat pandangannya membuyar dan setelah itu Denzel tidak mengingat apa yang terjadi, sampai akhirnya ia berakhir di ranjang itu.
"Apa yang telah aku lakukan Seil?" Denzel berucap seraya menangis.