Semua yang ia takutkan kini terjemak, entah harus bahgia atau sedih.
Bagaimana pun ini di luar dugaan nya.
Ia berdiri kaku, bingung sekali ingin mengatakan atau mengucapkan kata-kata seperti apa.
Tidak ada kata-kata yang bisa Damar ucapkan didepan Adi! Apa yang ingin ia ceritakan apa tentang Kania, yang kini sudah ia lamar untuk dijadikan calon istrinya.
Mengingat Kejadian tadi, kenyataan bahwa Kania belum bisa melupakan Adi, membuat perasaan Damar campur aduk! Ia melirik sosok Adiknya yang sesekali tersenyum, semakin membuat hatinya tertampar.
"Bagaimana dengan Kania?" kata-kata itu akhirnya terlontar dari mulut Adi, yang membuat hati Damar bergejolak seketika.
"Baik!'' Jawab Damar singkat, rupanya koma dan benturan keras di kepalanya tidak membuat Adi lupa pada gadis itu.
"Aku senang Kakak datang kesini, aku sudah rindu ingin pulang!" Lanjut Adi.