Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Perpustakaan Tua

Lidya_Aprizalni
--
chs / week
--
NOT RATINGS
2.8k
Views
Synopsis
Tik tik tik suara jarum jam mendominasi semua ruangan. “Perpustakaan tua” julukan yang sering tertuju pada tempat itu. Kursi kursi yang berserakan, meja meja dengan banyak tulisan yang tak terawat. Diujung ruangan, disalah satu ujung rak buku, 5 tahun yang lalu pernah ada seorang wanita dibunuh secara brutal disana. Jejak darah yang tersisa dilantai samar-samar namun bisa tetap jelas terlihat, buku-buku yang berserakan menjadi saksi bisu atas kejadian yang terjadi disana. Semenjak saat itu tidak ada yang berani masuk ke perpustaakaan tua itu.namun, kasus tersebut seolah tidak ada kelanjutan penyelesaian dari pihak yang berwenang. Tidak ada saksi mata dan korban yang tertutup dengan lingkungan yang menyebabkan kasus tersebut berhenti tanpa penyelesaian. Banyak yang mendengar rumor bahwa sering terdengar suara teriakan dari perpustakaan tua itu, suara seorang wanita yang merintih kesakitan seolah sedang dipukul dengan sangat keji. Orang orang disekitar sering melihat penampakan seorang wanita memakai seragam sekolah berada diperpustakaan tua itu. Ayu seorang jurnalis tertarik untuk menuntaskan kasus tersebut.ayu merupakan jurnalis baru dari salah satu stasiun surat kabar di Jakarta. Untuk menuntaskan artikel pertamanya ia berencana untuk mengulik cerita tersebut.

Table of contents

Latest Update1
Bab 13 years ago
VIEW MORE

Chapter 1 - Bab 1

Tik tik tik suara jarum jam mendominasi semua ruangan. "Perpustakaan tua" julukan yang sering tertuju pada tempat itu. Kursi kursi yang berserakan, meja meja dengan banyak tulisan yang tak terawat. Diujung ruangan, disalah satu ujung rak buku, 5 tahun yang lalu pernah ada seorang wanita dibunuh secara brutal disana. Jejak darah yang tersisa dilantai samar-samar namun bisa tetap jelas terlihat, buku-buku yang berserakan menjadi saksi bisu atas kejadian yang terjadi disana. Semenjak saat itu tidak ada yang berani masuk ke perpustaakaan tua itu.namun, kasus tersebut seolah tidak ada kelanjutan penyelesaian dari pihak yang berwenang. Tidak ada saksi mata dan korban yang tertutup dengan lingkungan yang menyebabkan kasus tersebut berhenti tanpa penyelesaian.

Banyak yang mendengar rumor bahwa sering terdengar suara teriakan dari perpustakaan tua itu, suara seorang wanita yang merintih kesakitan seolah sedang dipukul dengan sangat keji. Orang orang disekitar sering melihat penampakan seorang wanita memakai seragam sekolah berada diperpustakaan tua itu.

Ayu seorang jurnalis tertarik untuk menuntaskan kasus tersebut.ayu merupakan jurnalis baru dari salah satu stasiun surat kabar di Jakarta. Untuk menuntaskan artikel pertamanya ia berencana untuk mengulik cerita tersebut.

"Pak, saya punya projek untuk tugas pertama saya, mengenai kasus seorang wanita yang dibunuh namun belum mendapatkan penyelesaian terhadap kasus itu" Ayu

"kamu yakin ? Apa tidak ada kasus lain yang lebih jelas yang bisa kamu dapat ? kecelakaan ? penculikan ? Kasus yang bisa langsung kamu dapat penyelesaian daripada kasus dari 5 tahun lalu yang bahkan polisi saja sudah tidak membuka kasus itu" Pak Bambang

"Saya mau sesuatu yang menantang untuk artikel pertama saya pak" Ayu

"yasudah, terserah kamu saja, yang penting kamu harus mendapatan banyak pembaca mengenai artikel kamu dan harus terbukti terhadap kebenaran artikel kamu" Pak Bambang

Keesokan harinya ayu menunjungi perpustakaan tua itu. Ia bertemu pak asep seorang pria tua penjaga perpustakaan tua itu.

"Sore pak, udah lama nunggu ya ? Maaf pak lama soalnya jalanan macet banget tadi. Saya ayu dari surat kabar Bumi Putera, kemarin sudah ada yang minta izin di bapak ya pak untuk boleh masuk ke perpustakaan ini? " Ayu

"Gapapa mbak, sudah mbak, mari saya antar"Pak asep

Pak asep terkesan cuek terhadap ayu, mereka menyusuri halaman perpustakaan tua itu, tidak ada yang ganjal dari luar perpustakaan hanya saja rumput rumput yang tidak terawat, daun daun kering yang membuat perpustakaan tua itu terkesan angker.

"wah pak, perpustakaan ini sepertinya tidak seperti yang dikatakan orang –orang deh, sepertinya aku kok gak takut ya disini, hanya seperti bangunan tua yang gak terawatt"Ayu

Pak asep hanya diam mendengar ayu dan lanjut berjalan menyusuri halaman perpustakaan .

"ini mbak kunci perpustakaan, maaf saya hanya bisa mengantar sampai sini, soalnya ada pekerjaan yang harus saya selesikan juga" Pak Asep

Pak asep memberikan kunci dan berjalan meninggalkan ayu sendirian didepan pintu perpustakaan.

Ayu terdiaam didepan pintu dan membayangkan kejadian apa yang terjadi di dalam perpustakaan tua itu.

"Apapun yang terjadi, gue harus dapat nyelesaiin kasus ini"

Dengan perlahan Ayu mulai membuka pintu perpustakaan tua itu,

"Kok kuncinya sulit banget ya, ini Pak asep salah ngasih kunci apa gimana ? Kok keras banget bukanya"

Ayu memutar kunci kekanan, kekiri namun hasilnya nihil, pintu itu tetap tidak bisa dibuka.

Ayu melihat sekeliling mencari cara untuk membuka pintu tersebut.

"Gimana bukanya ya, apa gue nanya ke pak asep aja kali ya ? kayaknya dia salah ngasih kunci deh"

Ayu kemudian bergegas kembali ke untuk mencari pak Asep, namun seketika Ayu mendengar bisikan kecil di telinganya suara seorang wanita yang meminta tolong kepadanya.

"Tolong aku"

Ayu terdiam seketika , badannya gemetar seolah merasakan ada sesuatu didekatnya .

Ayu melihat sekeliling memutar badan mengarah ke perpustakaan tua itu. Tidak disangka ternyata pintu itu sudah terbuka lebar. Ayu kaget, heran sambil mengarah ke depan pintu.

Dengan perlahan Ayu memberanikan diri masuk ke perpustakaan tua itu, hawa yang tidak biasa terasa di dalam perpustakaan tua,sarang laba-laba mendominasi seluruh ruangan itu, banyak ruangan-ruangan dengan pintu terbuka, tembok- tembok dengan symbol aneh, 3 kursi yang memiliki bercak merah dengan tumpukan buku berserakan diatasnya.

Ayu terdiam menatap sekitar ruangan, ia focus menatap bercak darah dikursi menerka kejadian apa yang terjadi.

" Apa yang udah terjadi ya disini, gue bakal cari tau ini semua"

Ia melihat buku buku yang berserakan, dan melihat salah satu buku Psikologi dengan nama "ANITA PUTRIANA" . Ayu kaget melihat buku itu, "DUARR !!" terdengar rak buku yang jatuh di salah satu ruangan . Ayu mencoba mencari sumber bunyi tersebut . bunyi tersebut berasal dari ruangan buku sejarah. Saat ayu hendak mendekati ruangan tersebut tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundak Ayu. Seketika ayu kaget dan berbalik arah.

"Ahhh, Pak asep kagetin aja pak" Ayu

"Mbak, ini sudah magrib, apa mbak ada bawa senter ? " Pak asep

"Aduh saya lupa bawa pak, punya pak asep ada gak ? boleh saya pinjam ? Ayu

"Duh, mbak saya juga ga bawa mbak, apa besok saja dilanjutinnya mbak, sudah malam juga soalnya" Pak Asep

Ayu melihat sekeliling ruangan yang makin lama makin gelap.

"iya juga ya pak, yaudah pak apa boleh kuncinya saya pegang dulu ya pak. Supaya besok saya bisa langsung kesini " Ayu

"Baik mbak, mari ikut saya"

Ayu dan pak Asep bergegas keluar dari perpustakaan tua itu, saat pintu perpustakaan itu ditutup, Ayu melihat bayangan putih yang cepat melintasi pintu tersebut. sambil menyusuri halaman perpustakaan, ayu penasaran terhadap perpustakaan tua itu dan bertanya pada pak Asep

"Pak perpustakaan ini kok udah ga dibuka lagi ya pak ?, kalau boleh tau kenapa pak ?

" Dulu pernah ada yang meninggal disitu mbak, dibunuh . karena itu ga ada yang berani lagi masuk kesana, dan juga masyarakat disini banyak yang ngelihat bayangan- bayangan cewek disini mbak, banyak juga yang denger kalau ada cewe yang minta tolong, karena itu banyak yang takut kesitu, jadi karena itu mbak perpustakaan itu ditutup. Kalau boleh saya tau, mbak kenapa mau mencari tau tentang perpustakan ini ya ? " Pak asep

" Gapapa pak, saya hanya pengen tau aja kok "Ayu

Ayu dan pak Asep sampai digerbang depan perpustakaan tua itu, Ayu pulang menggunakan mobilnya dan berlalu meninggalkan pak Asep. Ditengah perjalanan ayu merasakan ada sesuatu yang aneh dengan lehernya.

"leher gue kenapa ya ? kok jadi nyeri gini rasanya . sambil memegang lehernya ia terus mengendarai mobilnya. Namun tiba-tiba ada sesuatu yang berlari menyebrang jalan di depan mobilnya, seketia ayu, menghentikan mobilnya

"aaaa" ayu terdiam

"gue gak nabrak orang kan ? mampus gue yang ada"

Ayu keluar dari mobil namun tidak ada sesuatu yang berada di depan mobilnya .

"lah kok ada, perasaan gue ada yang lewat tadi. Apa halusinasi gue aja kali ya ?"

Ayu kembali masuk ke mobil dan mengendarai mobilnya .

Sesampainya dirumah ayu menatap kesalah satu foto masa kecilnya. Ia dengan seorang anak perempuan. Ia mengambil foto itu sambil mengusap pelan-pelan.

"Tenang aja kak, gue bakal cari tau siapa yang udah bunuh lo. Gue bakal selesain kasus ini.