Ugh ... aku semakin takut. Aku harus berbuat apa sekarang ini? Melihat Tio memakan roti yang di dalamnya ada belasan potongan dari kukuku, membuat perutku terasa diaduk. Sangat mual. Siapa pun, tolong!
Aku menghela napas berat. Aku harys bersikap tenang, dan coba membujuk Tio. Tidak apa jika ini terlihat menjijikkan, yang penting aku harus membuat Tio tidak terlalu terobsesi lagi padaku. Aku harus menyadarkan jika semua ini salah!
"Be-begini ... Tio, ka-kau tidak seperti ini! Ini kejahatan besar, Tio! Kau terlalu terobsesi padaku, Tio! Hentikan semua ini!"
"Ini bukan kejahatan, Kyo. Ini adalah cinta sejati namanya." Tio terlihat mengambil sesuatu, seperti album foto dan menunjukkannya padaku. "Ini, lihatlah album ini, Kyo! Album ini berisi foto-foto kita berdua. Banyak banget, 'kan? Ah, ternyata kenangan kita banyak banget ya, Kyo?"
"Bodoh! Mana bisa itu disebut kenangan, hah? Itu semua cuma fotoku yang ditempelin sebelah fotomu. Kau benar-benar gila, Tio!"