"A-apa yang akan kau lakukan dengan benda tajam itu, hah?" teriak Roy, terbata. Matanya bergulir gusar, takut karena melihat kuku-kuku yang tajam berkilat itu. Roy merasa ngeri jika membayangkan wajahnya akan terluka oleh kuku-kuku yang runcing itu.
Arka memainkan kukunya dan menyentuh seluruh wajah Roy, terutama bawah mata Roy. Dia sengaja membuat Roy ketakutan. Arka pernah beberapa kali berkelahi dengan temannya Zian itu, jadi dia masih menaruh dendam kepada mereka. Arka ingat jelas ketika Zian dan anggota gengnya sering menantang orang lain hanya untuk menunjukkan bahwa Zian adalah yang terkuat di wilayah itu.
Roy langsung diam membeku. Jika ia bergerak sedikit saja, pasti matanya sudah terluka oleh kuku palsu yang sangat tajam itu.
"A-apa yang kau inginkan, hah?!"" Suara Roy, tertahan.
Arka kembali menyeringai di balik masker hitamnya.