Satu bulan yang lalu ....
Arman dan Roni sudah berada di tempat janjian dengan Lestari. Kalau memang, Lestari, enggak menepati janjinya maka Arman harus menjalankan rencana yang selanjutnya. Ada banyak rencana yang terpikir di kepala Arman hanya saja bingung gimana cara untuk menjalankan secara baik.
"Lu, yakin dia akan ke sini?" tanya Roni ragu.
"Iya ... gimana ya, Ron? Yakin enggak yakin sih, tapi apa salahnya kalau belum kita coba. Bener apa enggak?"
"Iya deh terserah lu aja."
Harapan tetaplah harpan. Karena sejatinya mimpi berasal dari harapan yang sangat tinggi. Tak ada yang instan karena semua berasal dari harapan.
"Maaf ya Kak, baru bisa datang." Lestari datang perasaan terburu-buru.
"Ouh iya enggak apa-apa kok, mbak." Arman tersenyum lebar.
"Ini silakan di minum, mbak." tawar Roni.
"Eh ... kok pakai repot-repot segala sih, Kak."
"Enggak kok, mbak. Ya ... anggap saja ini sebagai bentuk terima kasih dari kami karena mbaknya sudah mau saja ajak ke sini."