Sebuah kejutan yang sangat tidak terduga. Aku enggak menyangka kalau Ali tiba-tiba ke toko dengan membawa pukis. Lebih tak menyangka lagi ternyata semua karyawanku menyambut hangat kedatangan Ali. Perasaanku saat ini tentu sangatlah bahagia. Tetapi saat ini aku enggak bisa terlalu gembira karena jilbab yang harus aku stok ke Tante Mirna.
Dari tadi aku sudah berkali-kali mencoba untuk menghubungi Tante Mirna tetapi enggak ada satu pun panggilanku yang diangkat oleh Beliau. Ke mana perginya beliau, sampai enggak mendengar ada telepon masuk berkali-kali.
Oke! Ini panggilan terakhir kali, kalau memang enggak ada jawaban dari Tante Mirna, maka aku dan Ali akan segera langsung pergi ke konveksi tanpa harus mendengar jawaban dari beliau.
"Halo, assalamualaikum," jawab suara laki-laki yang sepertinya sudah aku sangat hapal.
Sepertinya aku harus pergi dari sini, karena aku enggak mau sampai Ali tahu yang mengangkat telepon panggilanku ini bukanlah Tante Mirna.