Malam telah tiba, ini saat yang tepat buat aku mengatakan yang sebenarnya sama orang tuaku dulu, baru setelah itu aku akan bilang sama orang tua Lisa. Terasa kagak karuan, bukan karena takut ditolak tetapi karena aku baru kali ini seserius ini sama seorang perempuan, di mana perempuan tersebut adalah orang yang sangat aku cintai. Bertambahah rasa penuh haru ini.
Tumben banget jam segini Aisyah belum keluar kamar, biasanya kalau ada Fandi juga sudah keluar. Atau mungkin dia sedang video call melepas rindu sebab dua hari tak bertemu. Ya sudahlah, aku akan bicara sekarang lagipula tadi dia juga sudah tahu semua rencana aku.
"Mah, Pah, aku boleh bicara serius sama kalian," aku duduk lalu bergabung di kursi paling samping kiri.
"Boleh dong! Mau bicara apa, Al?"
"Pasti mau bahas Lisa, tuh Mah," cibir Papah.
"Apalagi sih, Pah, yang enggak aku bahas kalau bukan Lisa," jawabku sedikit sebal.