Arjun melangkahkan kakinya menyusuri lorong dengan percahayaan yang remang-remang. Sumber penerangan hanya berpusat pada sebuah lampu yang sinarnya meredup. Udara yang dingin cukup membuat bulu kuduk pemuda itu meremang. Ia menatap sekitar, sebelum di jadikan markas, gedung besar ini adalah sekolahnya. Letaknya di pinggiran kota, dan cukup berdampak bagus karena tidak mendapat efek samping dari ledakan bom tempo hari. Begitu pula dengan 4 gedung lain yang berjajar tak jauh dari sana.
Arjun menatap kosong lantai marmer yang ia perkirakan bersuhu dingin, serupa dengan suhu udara.
Bagaimana pun pemuda itu tidak pernah membolos pelajaran fisika saat duduk di bangku sekolah menengah pertama, jadi ia sangat tau konsep perpindahan kalor dan suhu. Dan cukup baik menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
"Dingin banget," gumamnya memeluk diri sendiri, "Padahal udah pake jaket tebel juga,"