Chereads / Dark of Sun / Chapter 1 - Prolog

Dark of Sun

🇮🇩DErlian
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 3k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Prolog

Mungkin aku akan baik-baik saja jika tidak tidak membacanya juga tidak memberi komentar kepada penulisnya akan segala hal dengan begitu aku akan terus menutup mata sembari bertanya, "Besok mungkin aku akan bahagia." Ah, kurasa tetap sama saja.

Aku ingat halaman terakhir buku novel itu. Sangat tragis, bagaimana mungkin aku akan baik-baik saja sekarang. Masih lima tahun lagi sebelum hukuman mati dijatuhkan.

Akhir dari Eliana el Denoir Si Antagonis dalam cerita novel romansa tragedi 'The Beauty Noir'. Dia mati dieksekusi, tepatnya dialun-alun ibukota kerajaan Vardesch. Suaminya sendirilah yang menjadi algojonya. Betapa menyedihkannya Eliana yang harus mati ditangan suaminya sendiri, Duke Abend el Denoir.

"Eliana, ada kata terakhir sebelum eksekusimu?" tanya Duke Abend el Denoir.

Eliana mendongak menatap nanar sosok di depannya. Ah, bahkan menatap suaminya saja ia tidak sanggup akibat luka cambuk yang membuatnya harus menunduk. Betapa bodohnya Eliana yang memperlakukan suaminya seenaknya, sok berkuasa, menelantarkan semua pekerjaan rumah tangga, lalu menghamburkan segala uang, dan yang paling parah dia tidak menghormati suaminya.

"Seandainya saja aku tidak menikah denganmu aku pasti tidak akan seperti ini!" teriak Eliana.

Bahkan sampai akhir hayatnya ia tidak pernah bersyukur. Wanita yang sangat menyedihkan. Hanya karena status suaminya sebagai anak haram membuat Eliana buta akan pengorbanan sang suami. Duke Abend el Denoir merasa perih dalam lubuk hatinya yang tersayat, lukanya mendesir perih dan kasar.

"Duke, lakukan eksekusinya!" titah kaisar yang disahuti banyak seruan dan cemooh untuk Eliana.

"Dengan ini, Eliana el Denoir dihukum eksekusi mati karena merencanakan pembunuhan terhadap Tuan Putri Meridiam." Satu ayunan besi tajam, napas Eliana pun akhirnya padam.

Ah, sekarang bagaimana ini? Aku—Liana—menempati tubuh dari Duchess el Denoir, Eliana. Sial, aku akan mati lagi kali ini. Padahal aku baru saja diterima kerja dua minggu lalu dan membeli sebuah apartemen mewah. Aku memang tidak ingat bagaimana bisa seperti ini terakhir kali aku mengingat sedang tidur di ruangan operasi. Ugh, menyebalkan!

Aku masih mengingatnya, saat pertama kali datang di dunia novel 'The Beauty Noir' Eliana—dimana aku yang mengisi tubuh kosongnya— baru saja bangun setelah demam selama tiga hari tiga malam seminggu sebelum dinikahkan dengan Duke el Denoir. Eliana sangat membenci pernikahan politik, pernikahan kontrak apapun itu selain atas nama cinta.

Kami dinikahkan atas perintah kaisar terdahulu, keluarga kaisar merasa sangat berhutang budi kepada Marquess dan Marchioness Bellafort yang telah berjasa sangat besar kepada keluarga kerajaan yakni, membasmi seluruh monster di wilayah barat dan selatan. Mengapa Bellafort family's tidak bergelar duke dan duchess? Keluarga Bellafort menolak gelar dan memilih hadiah berupa perlindungan dari kekaisaran.

Kaisar yang merasa kurang puas akhirnya membuat kontrak pernikahan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat bercerai kecuali dengan campur tangan pihak kekaisaran dan penyihir menara. Inilah awal mula kisah tragis itu dimulai.

Awalnya, Eliana dan Abend dinikahkan secara resmi dan legal di dua tempat, kekaisaran dan pihak kuil. Sebulan setelah menikah kedua orang tua angkat Abend meninggal setelah diserang gerombolan montster yang mencium aroma darah. Abend yang terpuruk membuat Eliana senang merundungnya. Aku tidak tahu juga mengapa bisa ada aroma darah di kereta mereka.

Suatu ketika Marquess Bellafort berkunjung untuk menjenguk anak dan menantunya. Betapa terkejutnya ia tatkala melihat putrinya yang ia tahu lemah lembut justru berbuat kasar terhadap suaminya sendiri. Marquess menghukum putrinya, dari situ timbul rasa benci terhadap Abend dari Eliana. Baginya Abend merebut segalanya dari Eliana.

Jika tidak salah saat itu Eliana berumur empat belas tahun dan Abend tiga belas tahun, terpaut jarak setahun. Bagiku Eliana bodoh, seandainya ia tidak senang merundung pasti tidak akan seperti itu. Semakin hari semakin parah perundungan yang dilakukan oleh Eliana terhadap Abend. Kebenciannya terpupuk sempurna untuk melenyapkan suaminya setelah ia tahu Abend adalah anak haram.

Masalahnya aku tidak tahu alurnya bagaimana. Aku hanya membaca beberapa lembar halaman awal dan langsung loncat ke halaman terakhir, kebiasaan yang benar-benar meresahkan. Sekarang apa yang harus kulakukan?

Nah, sekarang aku menjadi Eliana el Bellafort, memiliki dua orang kakak laki-laki dan perempuan yang gemar bertengkar jika senggang, juga memiliki seorang ibu yang tegas dan penyayang, serta ayah yang suka membanting tulang (baca : bekerja). Kepribadian Eliana memang buruk akibat kurang didikan yang tepat, marquess dan marchoiness orang yang sangat sibuk.

"El, kau setuju untuk menikah?" tanya Kak Amerald, anak perempuan pertama keluarga Bellafort.

"Ya, aku akan menikah dengan Abend. Memangnya kenapa?" aku bertanya balik. Kedua kakakku memandangku bingung.

"Bukankah kau membenci Abend yang anak haram dan ia juga setengah iblis?" Kak Willem ikut menimbrung.

"Hanya karena dia anak haram dan setengah iblis lantas itu bisa jadi alasan untuk membencinya? Tidak mungkin." Aku mendengus kesal. Omong kosong macam apa itu, itu bukan anak haram yang haram hubungannya. Dasar orang-orang kolot.

Kak Amerald dan Kak Willem memandangku lamat. Aku tahu mereka pasti berpikir bahwa aku adalah orang yang aneh, semua bangsawan membenci Abend yang merupakan anak haram dan setengah iblis. Ya, Ayahnya—pangeran ke tujuh mencintai seorang iblis betina. Keduanya meninggal dan Abend diurus oleh orang kepercayaan kekaisaran. Keluarga Baron Einve yang tidak memiliki kekuasaan apalagi mereka berdua mandul.

"Umm, baiklah jaga dirimu dan jika terjadi hal buruk katakan pada kami, biarkan kakak-kakakmu yang mengurusnya." Aku mengangguk sambil memakan kue red velvet tidak mengindahkan perkataan kakakku.

Jadi, besok adalah hari pertunanganku selang seminggu baru pernikahan. Mengapa pihak kaisar terburu-buru sekali dalam menghubungkan dua orang seolah tidak ada banyak waktu, menyebalkan. Ah, rasanya aku ingin membenamkan diri dalam danau di belakang mansion.

Lebih baik aku tidur saja di kamar. Langkahku menderap dan bergema di sepanjang lorong, Amy—pelayan pribadi Eliana— mengekor dibelakangku. Amy mati karena mengorbankan dirinya agar Eliana tidak mati saat diserang beberapa pembunuh bayaran, siapa lagi jika bukan Abend yang menyuruh pembunuh itu. Seperti itulah yang ada di dalam novel.

Abend membenci Eliana begitupun sebaliknya. Aku tidak mengerti alasan mereka saling membenci, apa konfliknya aku tidak tahu karena baru membaca bab awal dan langsung loncat ke halaman akhir dimana kepala Eliana dipenggal.

Suami dan Istri yang saling melenyapkan satu sama lain. Ini novel gila yang pernah aku baca, mengapa penulisnya suka membuat cerita bertema gelap seperti itu. Ah, tidak akan ada habisnya aku menggerutu seperti ini.

Besok aku harus menjalankan rencana bagaimana membuat Abend tunduk padaku dan menghindari kematian Eliana, kupikir mati dengan tubuh terpisah bukanlah ide bagus selain berantakan juga tidak mengesankan.