Chereads / Mengejar Cinta Janda Perawan / Chapter 10 - Memasak

Chapter 10 - Memasak

7 hari kemudian. Tiba di mana Betran untuk pulang ke Indonesia. Dia sungguh sangat bersemangat. Sampai-sampai dari pagi-pagi buta, Betran sudah memainkan ponselnya seraya berselfie dengan tiket yang dipegangnya. Dia benar-benar kurang beristirahat karena terus kepikiran dan saking tidak sabarnya. Lalu ia mengupload foto selfie-nya tadi ke akun sosial medianya. Untuk membuktikan kalau dia sungguh sangat senang dan bangga. Karena bentar lagi akan bertemu dengan istrinya. Dengan caption yang bertuliskan di bawah foto tersebut.

"Yeeey aku pulaaang. Bentar lagi kita bertemu, Sayang. Tunggu aku yaaaa." Tak lupa dengan emoji love-love-nya dengan varian yang bermacam-macam bentuk dan rupa dalam jumlah banyak. Menggambarkan kalau dia benar-benar merasa dicintai dan sangat mencintai istrinya.

Bianka yang juga sama seperti Betran dan dia juga tak bisa tidur karena gelisah. Terkejut ketika melihat notif sosial media Betran. Dia yang juga sedari tadi memainkan ponselnya langsung menuju ke profil Betran, memberikan komentarnya dengan love banyak dan emoji ciumannya. Merasa bangga dan dihargai atas ulah Betran yang membuat story seperti itu.

Meskipun teman-temannya tiada yang tau kalau mereka sudah menikah, karena tidak ada postingan tentang pernikahan dari mereka, tapi seenggaknya bagi Bianka itu adalah kata romantis dan sungguh menghargainya. Mereka nantinya ketika sudah bersama, pastinya akan berfoto banyak dan memeriahkan acara pernikahan, supaya seluruh dunia tau, tidak seperti sekarang yang masih di ambang pintu, meskipun sah tapi layaknya kawin kontrak saja.

Betran pun tersenyum ketika membaca komentar Bianka. Meskipun emoji seperti itu sudah membuatnya bahagia. Akhirnya Betran menelepon video call Bianka dengan berdehem terlebih dahulu. Mencoba untuk menggodanya. Namun, sudah didahului oleh Bianka.

"Ciye, ciyeee, posting tiket kencan haha. Bentar lagi mau bertemu istrinya ciyee, kencan nih yeeee. So sweet deh," seru Bianka dengan sangat genit.

Itu menjadikan Betran tertawa terbahak-bahak hingga terlihat gigi gerahamnya yang masih utuh tanpa berlubang. Membuat Bianka semakin mengaguminya, karena biasanya banyak gigi geraham milik orang-orang yang sedikit berlubang, seperti miliknya juga sedikit berlubang akibat sangat suka makanan yang manis-manis. Tapi Bianka tak berbicara kepada Betran tentang kagumnya itu, bisa-bisa nanti Betran GR dan semakin menjadi. Bahkan pamer kepadanya.

"Haha iya dong, aku sungguh sangat senang sekali karena akan bertemu dengan istriku, pastinya nanti akan kencan seharian, bahkan kalau dia mengajakku ke manapun, akan aku patuhi semua perintahnya agar dia semakin senang," tanggap Betran. Suaranya juga ikut digenitkan seperti Bianka, supaya bisa mengimbanginya dan candaan semakin memanjang tak putus ditengah jalan, kalau tidak seperti ini akan terasa garing dan kaku, karena sejak dulu keduanya memang suka bercanda.

"Benarkah? Kalau begitu kamu benar-benar cowok impian, pastinya dia bahagia dan bangga punya cowok sepertimu, dia juga sudah sangat menunggumu, ayo cepatlah kamu pulang! Ditunggu olehnya," ucap Bianka dengan menahan tawanya, karena kedua orang ini sedari tadi memposisikan dirinya masing-masing menjadi orang lain makanya ucapannya seperti itu.

"Tenang saja, satu jam lagi aku akan mendarat, ya sudah kalau begitu aku mau mandi dan bersiap-siap, jangan lupa nanti malam kita belah duren, oke haha."

Setelah mengucapkan itu dengan disertai tawa yang menggeleger, Betran langsung menutup teleponnya. Sementara Bianka begitu malu dengan wajah yang sudah memerah cerah dan sekarang sudah terkikik geli. Ia pun menutupi wajahnya dengan bantal yang sudah dipegangnya. Sembari memikirkan perkataan Betran tadi. Membayangkan hal intim sampai ke sana, Bianka yang benar-benar polos dan kurang paham dengan belah duren, membuka mbah google. Tentang cara berhubungan dan gayanya.

Tersentak dan terkaget itu pasti. Bahkan Bianka langsung menutup ponselnya. Membalikkan ponsel itu dengan menepuk jidatnya pelan. "Ehhh apa semuanya tadi benar-benar harus seperti itu? Apa benar gayanya harus seperti itu? Kenapa gaya-gaya dalam berhubungan banyak sekali ya? Apa tidak capek? Mana ada gaya doggy atau apa tadi, bukankah doggy adalah anjing? Lalu bagaimana bisa manusia meniru gaya anjing, kenapa para ilmuwan yang menciptakan gaya itu bisa tau gaya anjing, apa mereka mengintip para anjing disaat anjing berhubungan, hmmmm. Haaaaa ada-ada saja, malah kalau aku semakin memikirkannya, semakin bingung aku hmmmmm," oceh Bianka panjang lebar.

Dia yang benar-benar tak tau dan takut ketika melihat mbah google tadi, langsung menepis rasa itu. Dan mencoba tak memikirkannya lagi. Dalam pikiran dan hatinya pokoknya nanti pasrah kepada Betran saja, jelasnya Betran sudah paham betul tentang belah duren atau semacam itu, secara Betran sudah berpendidikan sampai ke jenjang tinggi, berbeda dengan Bianka yang pendidikannya tak setinggi Betran. Juga karena Bianka terlalu polos makanya dia tidak seberapa tau akan hal itu.

Bianka kini bangkit dari tidurnya setelah capek mengoceh tadi, karena dia juga melihati jam yang sudah tertera di kamarnya, jam yang menunjukkan pukul setengah 5. Dia pun menuju ke arah kamar mandi untuk melaksanakan sholat shubuh terlebih dahulu, setelah itu pastinya Bianka akan membantu ibunya untuk memasak di dapur, karena memang niat ibu dan juga Bianka akan membuat pesta kecil-kecilan dengan memasak yang agak banyak untuk kedatangan Betran nanti.

Dengan waktu beberapa menit lamanya. Bianka telah usai dari sholatnya. Dia yang sudah keluar dari kamarnya. Menyapa ibunya yang sudah berada di dapur, karena memang Bianka sudah berjalan sampai didekat ibunya.

"Pagi Ibu? Bianka bantu apa ini? Pokoknya urusan memasak pastinya Ibu nomer 1," sapa Bianka disertai memuji ibunya. Membuat ibu Bihana melirik ke arah Bianka dengan bibir yang cemberut. Heran kepada anaknya yang begitu lebay sekarang, efek kebahagiaannya.

"Kamu mau bantu? Apa kamu bisa memasak juga, Putriku?" Bianka menggeleng cepat dengan cengengesan. Itu artinya memang Bianka benar-benar tidak bisa memasak. Karena memang Bianka hanya bisa memasak yang mudah-mudah saja, belum sampai ke tahap cheff seperti ibunya.

"Haha kalau kamu tidak bisa, bantu Ibu memotong sayur dan bahan-bahan untuk bumbunya saja, dan juga memangnya Betran on the way jam berapa? Apa kira-kira sampai rumah siang?" tanya ibu Bihana yang benar-benar penasaran, beliau tidak sempat menatapi Bianka, karena sibuk mengurusi masakannya.

"Kemarin-kemarin katanya jam 8, Bu, baru berangkat ke bandara, tapi tadi bilang aku satu jam lagi. Gak tau aku, Bu, aneh pokoknya dia, pokoknya seperti pesawat itu adalah miliknya, makanya seenak pusarnya seperti itu haha," balas Bianka dengan tawanya. Membuat ibu Bihana hanya bisa geleng-geleng kepala dibuatnya.

"Ya sudah biarkan saja! Yang penting pulang, kita berdoa saja lancar perjalanannya, dan sekarang kita harus segera memasak, takutnya nanti Betran sudah pulang dan makanan belum siap, kan kasihan," ajak ibu Bihana, sekarang beliau memotong sayur dengan memakai kecepatan penuh. Jadi sudah ahlinya memang, makanya bisa melakukan gerakan secepat itu.