Zayba saat ini sudah berada di ruang rawat inap. Wanita cantik itu harus dirawat karena tubuhnya masih saja lemah. Adam dan Zavier masuk ke dalam ruang rawat inap, terlihat wanita cantik itu tengah menatap ke arah luar jendela dengan tatapan kosong. Areum, Hafiz dan ayah dari Adam menatap ke arah kedua orang yang baru saja masuk ke dalam ruangan.
"Pi."
"Kita tunggu diluar aja ya. Biar kakak kamu dan Abang kamu berbicara empat mata…" ujar Hafiz.
Zavier menganggukkan kepalanya dan keluar bersama tiga orang paruh baya tersebut. Adam mendekati Zayba yang masih setia menatap ke arah jendela kamar. Ia duduk di kursi dan menatap Zayba yang tampak sangat hancur. Adam menggenggam tangan Zayba dan sontak wanita itu langsung terkejut. Zayba menatap Adam yang tampak baru selesai menangis. Mata Adam sembab dan pria itu tengah berusaha tersenyum dalam kehancuran
Zayba memeluk Adam dengan erat dan air mata berhasil menetes. "Anak kita Dam. Dia meninggalkan kita secepat ini…" ujar Zayba.