Keesokan harinya,
Hafiz dan Jay tengah berada di cafe. Mereka tengah makan bersama, hanya berdua karena Hafiz ingin bercerita pada sahabatnya itu.
"Ada apa kamu mengajak aku makan diluar?"
Hafiz menghela nafas dan menatap sahabatnya. "Kamu masih ingat apa yang diucapkan oleh ayah semalam?"
Jay mengerutkan dahinya dan mencoba mengingat, "ah, Ayah mengatakan berpikir dengan matang-matang?"
Hafiz menganggukkan kepalanya, "Ayah menyuruhku untuk mengelola perusahaan yang ada disini. Otomatis aku harus pindah ke Indonesia, aku takut Areum tidak mau pindah. Apalagi Korea adalah tanah kelahiran Areum, dan aku takut kedua orang tua Areum tidak mengizinkan anaknya untuk pindah kewarganegaraan."
Jay menatap sahabatnya, "kamu suaminya, pasti Areum akan mengikuti kemanapun kamu pergi. Kalau masalah kedua orang tua istri kamu, sepertinya kamu harus membicarakan langsung dengan mereka dan Areum. Kamu jelaskan semua, insya Allah pasti mereka akan mengerti."