''Ini, minumlah dulu!'' Yuda membawakan segelas teh manis hangat yang ia buat di dapur villa. Yuda duduk di samping Olivia yang terlihat menggigil karena tidak memakai jaket. Olivia pun menyesap teh hangat yang membuat tubuhnya sedikit hangat dan lebih tenang.
''Terima kasih mas Yuda. Entah apa yang harus aku lakukan dan apa yang seharusnya aku rasakan terhadapmu. Hidupku tidak karuan semenjak kamu hadir dalam kehidupanku. Tapi, aku tidak bisa menyalahkan kamu sepenuhnya atas perasaan cinta kamu yang tulus padaku. Apa lagi, kamu memang sudah banyak membantu ayahku di saat ia menghadapi masa sulit,'' ujar Olivia.
''Olivia ... Sebenarnya permintaanku hanya satu. Aku hanya ingin kamu mengerti dan mencoba membuka hati kamu terhadapku. Aku ingin menikahi kamu untuk membuat hidup kamu bahagia. Aku yakin, kamu pasti bisa melebur perasaan kamu yang saat ini masih besar pada pacar kamu,'' bujuk Yuda.
Olivia pun terdiam. Getaran kedua tangannya yang sedang menggenggam segelas teh itu seketika bergoyang dan terlihat oleh Yuda. Yuda pun mengambil gelas itu untuk ia taruh di atas meja. Yuda sangat pintar memainkan waktu. Ia mencuri kesempatan dalam kesempitan seperti yang sedang ia lakukan kali ini terhadap Olivia.
''Kemarilah! Kamu jangan risau atau pun bimbang. Aku akan selalu ada buat kamu dan juga keluarga kamu,'' ujar Yuda seraya menyandarkan kepala Olivia di bahunya.
Olivia menatap Yuda saat Yuda memberanikan diri untuk merangkulnya. Yuda pun membalas perlakuan Yuda dengan sebuah senyuman kecil yang membuat Yuda senang.
Yuda dan Olivia cukup lama membiarkan kedua sorot mata mereka menatap satu sama lain. Lalu ... hal yang tidak di sangka pun terjadi begitu saja.
''Mas Yuda!'' bisik Olivia. Yuda tidak menghiraukan apa yang Olivia bisikkan. Ia terus mencumbu bibir manis Olivia tanpa berkedip sedikit pun.
''M---Maaf, Olivia! Aku tidak bermaksud lancang,'' ujar Yuda ketika ia melepaskan bibirnya dari bibir Olivia.
Rasa canggung pun terjadi di antara Olivia dan juga Yuda. Jantung yang memompa degupan kencang, seketika tidak karuan bagi Olivia dan juga Yuda. Malam pertama di villa membuat sebuah cerita antara Yuda dan juga Olivia.
Karena hari pun sudah larut, Yuda memutuskan untuk pergi meninggalkan Olivia sendiri di villa miliknya tersebut.
''A---Aku sebaiknya pulang dulu ya, Olivia. Besok aku akan kembali lagi. Tolong putuskan yang terbaik, menikahlah denganku yang sudah jelas akan membuat hidup kamu bahagia.'' Yuda mencoba meyakinkan Olivia untuk ke sekian kalinya. Ia berharap, Olivia akan mau menerima lamarannya.
Setelah Yuda pergi, kini tinggal lah Olivia seorang diri di dalam villa yang sangat asing baginya. Olivia mencoba meredam emosinya terhadap kedua orang tuanya. Ia juga mencoba menerima kenyataan bahwa Erlangga Sang kekasih sudah benar-benar mencampakkan dirinya. Yang menjadi tugas Olivia saat ini adalah kelanjutan hubungannya dengan Yuda.
''Apa aku terima saja lamaran mas Yuda? Apa menikah dengan mas Yuda adalah yang terbaik bagiku?'' gumam Olivia saat ia duduk di sofa. Olivia juga meneguk hingga habis teh hangat yang sengaja dibuat Yuda untuk dirinya.
Kebimbangan yang di rasakan Olivia pada malam itu, cukup sukses menyita tenaga dan pikirannya untuk mencoba mencari jalan keluar atas apa yang sedang terjadi kepadanya. Olivia terpaksa harus segera mengambil tindakan demi kebaikan dirinya dan juga kedua orang tuanya yang saat itu sangat mencemaskan Olivia.
Sementara itu, Yuda menelepon kedua orang tua Olivia saat ia berada di dalam perjalanan pulang. Kedua orang tua Olivia menjadi sedikit tenang karena mereka tahu bahwa Olivia sudah di tangani oleh Yuda.
Hingga akhirnya Yuda pun telah sampai di rumahnya. Langkah demi langkah mengiringinya untuk masuk ke dalam rumah megah milik ayahnya tercintanya itu.
KREK~~~