Erick masih diam, tatapannya menunjukan kebingungan akan ucapan Ansel. Perlahan Erick duduk tepat bersebrangan dengan Ansel, siap untuk mendengarkan penjelasan Ansel. Jelas di mata Erick saat ini, Ansel begitu jelas marah entah apa penyebabnya.
"Jadi, kau bisa katakan apa maksudmu dengan dia kembali?" ujarnya seraya menaikan sebelah alisnya menatap penuh serius pada Ansel yang kini tengah meminum coffee yang sudah disediakan Erick beberapa saat yang lalu.
"Ryuga!" Sontak mendengar satu nama itu benar-benar membuat Erick tercengang sekaligus emosi.
"Apa maksudmu mengatakan hal itu? Apa sebelumnya dia pernah pergi?" ujar Erick berpura-pura bersikap polos di depan Ansel yang hanya diam, menaikan sebelah bahunya.
"Aku mendapatkan informasi, baru-baru ini jika laki-laki gila itu masuk ke rumah sakit jiwa dan tadi aku melihatnya, lebih tepatnya dia benar-benar ingin sekali minta di hajar!"
