Jessica benar-benar dibuat tidak percaya, begitu dirinya melihat sepasang cincin yang ditunjukkan oleh Erick. Apa laki-laki ini sedang melamar dirinya? Dirinya benar benda berkata humor itu di dalam hatinya.
"Apa maksudmu dengan hal ini? Aku tidak ingin kau terlalu banyak membual, Aku tahu kok sedang merasa kasihan pada diriku bukan. Jika, kau aku ingin meringankan beban pikiranku, lebih baik pergi dari sini dan jangan temui aku lagi." Jessica berujar begitu saja, seraya menatap kosong dinding di depannya. Seakan saat ini matanya benar-benar ada, tidak ingin menatap sekalipun yang saat ini benar-benar merasa telah menyakiti dalam perasaan Jessica. Jessica sangat sadar, jika ucapannya tadi benar-benar menyakiti Erik, tapi mau bagaimana lagi? Rasanya juga sakit jika, dirinya sendiri berhubungan dengan laki-laki yang jelas masih menyimpan perasaan cintanya pada seorang perempuan yang telah tiada itu sangatlah berat baginya.