Chereads / The Sexy Woman / Chapter 29 - Sampai Lupa Waktu

Chapter 29 - Sampai Lupa Waktu

Hugo seketika menatap tajam ke arah Andre. Sedangkan Illona tertunduk malu karena sesaat ia melupakan kehadiran laki-laki itu.

"Ayolah sahabatku yang tampan dan baik hati. Jangan berdrama, kalian baru jadian beberapa menit lalu!" ucap Andre dengan suara tawa yang tidak henti-hentinya terdengar.

"Apa itu penting? Kamu bahkan tidak punya kekasih," ucap Hugo santai tanpa merasa bersalah sedikit pun.

"A-apa!" Andre menoleh sejenak meski kemudian ia fokus menatap ke jalanan. "Enak saja! Aku juga punya tahu!" serunya tegas.

"Oiya? Mana? Mamini?" tanya Hugo dengan suara mengejek.

Andre mulai mengomel karena Hugo menyebut nama gadis yang tergila-gila padanya. Padahal sudah berulang kali Andre berkata bahwa Mamini bukanlah tipe yang ia sukai.

Sebenarnya nama gadis itu adalah Winy, tetapi karena badannya yang kecil dan pendek, membuat beberapa orang mulai memanggilnya dengan sebutan 'Mamini'. Nama itu bahkan kini menjadi nama yang selalu digunakan untuk memanggilnya kecuali oleh guru yang masih memanggilnya dengan nama asli.

"Mamini? Siapa itu?" tanya Illona penasaran.

"Ah, dia adalah teman sekelas kami," jawab Hugo. Laki-laki itu kemudian terbawa suasana dan menceritakan apa saja yang sudah dilakukan Mamini untuk mengambil perhatian Andre.

Saat Illona menyimak cerita Hugo dengan penuh antusias, Andre justru terus mengomel dan meminta sahabatnya itu untuk diam. Ia merasa malu karena baginya hal itu adalah sesuatu yang memalukan. Bukan karena fisik Mamini, tetapi karena gadis itu terlalu terobsesi hingga membuat orang lain merasa risih.

Suara tawa Illona yang tiba-tiba terdengar membuat Andre akhirnya mengalah. Ia membiarkan Hugo melanjutkan ceritanya karena dirinya tidak menyangka Illona akan terhibur oleh sesuatu yang menggelikan seperti itu.

Sikap Andre yang tenang saat Illona tersenyum bukan karena ia menyukainya. Namun, karena dirinya sudah menganggap Illona juga teman dekatnya selain Hugo. Terlebih lagi ia sudah berjanji pada Hugo untuk membantu laki-laki itu membuat senyum bahagia terus bertahan di wajah Illona.

"Memangnya, Andre sendiri suka seseorang yang bagaimana?" Pertanyaan Illona tiba-tiba menyapa ruang dengan Andre.

Laki-laki itu terkejut karena selain Hugo, baru kali ini ada orang yang menanyakan bagaimana pilihannya. Tanpa ragu, Andre pun menjawab dan mengatakan kalau dia ingin seorang gadis yang keras kepala, lembut, lucu, tegas, manja, dan mau bergantung padanya meski sifat dasarnya seorang yang mandiri.

"Dengarkan, Illona? Bagaimana ada sifat orang yang bertentangan seperti itu dalam satu tubuh? Ya itulah salah satu alasan dia masih jomlo hingga saat ini," sela Hugo.

Gadis itu tertawa. Ia kemudian menggenggam tangan Hugo dan tersenyum padanya. Setelah itu Illona berkata, "Pasti ada kok gadis yang seperti itu. tinggal mencarinya saja."

Ucapan Illona terdengar penuh percaya diri karena ia merasa Sarah cocok dengan deskripsi Andre. Meski baginya tidak mungkin Sarah bertingkah manja. Karena Sarah adalah salah seorang gadis mandiri di mata Illona.

Perbincangan mereka terhenti saat mobil Andre sudah tiba di tempat tujuan. Ketiganya pun sama-sama keluar dan mengambil barang-barang milik Illona. Kini gadis itu kebagian membawa barang meski hanya satu tas saja, sebab tas belanja itu tidak sengaja terjatuh dari tangan Andre.

"Maaf ya, Illona, aku jadi membuatmu membawa barang," ucap Andre.

"Makanya, lain kali hati-hati," jawab Hugo yang tidak membiarkan Illona menjawabnya lebih dulu.

"Tidak apa-apa, Andre. Santai saja. Lagi pula aku tidak enak hati jika tidak melakukan apa-apa," sahut Illona yang memimpin jalan.

Setibanya di depan unit apartemen Illona, gadis itu segera membuka pintu dan mempersilakan kedua sahabat itu untuk masuk. Keduanya pun menurut. Mereka lantas masuk dan meletakkan belanjaan Illona di atas meja.

"Aku buatkan minuman dulu ya?" ucap Illona. Dengan kompak Andre dan Hugo menolak. Mereka berkata bahwa hari sudah malam dan keduanya tidak enak hati jika sampai larut berada di rumah seorang gadis yang tinggal seorang diri.

Gadis itu seketika terdiam karena baru menyadari hal itu. ia kemudian meminta maaf kepada Andre dan Hugo karena dirinya tidak berpikir panjang saat mengajak mereka.

"Sudah, tenang saja. Tidak apa-apa," ucap Hugo diiringi anggukan Andre. "Kami pulang dulu ya. Kamu istirahatlah segera, sampai bertemu besok," ucap Hugo sembari mengusap kepala Illona.

"Da! Illona. Selamat malam, sampai ketemu besok!" Andre yang lebih dulu keluar melambaikan tangan kepada gadis yang masih berdiri di dalam bersama kekasihnya.

Setelah Hugo keluar, barulah Illona berdiri di depan pintu dan melambaikan tangan kepada dua laki-laki tersebut. "Terima kasih ya, kalian hati-hati di jalan!"

***

Gadis yang sudah lelah berkeliling seharian, kini sudah selesai membersihkan diri dan membersihkan sisa pekerjaan rumahnya yang pagi tadi belum selesai. Setelah semua beres, barulah Illona pergi ke ruang tamu dan membawa semua yang Hugo belikan menuju kamar.

Sesampainya di ruangan pribadinya, Illona yang sudah tidak sabar melihat isi dari tas-tas itu menghentikan niatnya sejenak. Ia terlebih dahulu mengirim pesan pada Hugo untuk mengucapkan terima kasih dan ucapan selamat malam yang lebih romantis daripada biasanya.

Karena belum juga mendapat balasan setelah menunggu selama lima menit, gadis yang mengira bahwa kekasihnya sudah tidur segera meletakkan ponselnya. Kemudian ia kembali fokus pada kantung-kantung belanja yang memenuhi tempat tidurnya.

"Apa tidak masalah aku menerima semua ini?" tanya Illona tanpa ada seseorang yang bisa menjawab pertanyaannya.

Meski sedikit sungkan, tetapi gadis itu merasa senang karena Hugo terlihat tulus saat membelikannya. Terlebih lagi, ia menyukai semua barang yang Hugo belikan.

"Wah! Barang mahal memang berbeda ya!" seru Illona sembari melihat pakaian yang tampak cantik. Karena tadi belum puas melihat saat sedang mencoba pakaiannya, kini gadis itu berniat untuk mencoba kembali satu per satu baju yang sudah dibeli.

Ia bahkan mencocokkan dengan beberapa sepatu dan juga tas yang tidak luput dari pandangan Hugo untuk dibeli. Tidak hanya itu, Illona juga mengganti bentuk rambutnya, mulai dari membiarkannya terurai, diikat, maupun dimiringkan ke samping.

"Astaga, aku benar-benar seperti bukan aku! Berbeda sekali pada saat aku mengenakan pakaian hitam putih tadi," ucap Illona yang terkesima dengan penampilannya sendiri.

Gadis yang terlalu asyik mencoba barang-barang barunya, tidak menyadari bahwa waktu sudah mendekati pagi. Jarum jam yang menunjukkan pukul tiga dini hari seharusnya sudah membawa gadis itu menuju alam mimpi. Namun, kini ia justru masih menikmati benda-benda yang bergantian membalut tubuhnya.

Illona baru menyadari bahwa waktu sudah sangat larut saat tangannya tidak sengaja menyenggol jam weaker hingga membuatnya hendak jatuh. Namun, untungnya benda berbentuk apel itu tidak sampai jatuh dan mati hingga ia masih bisa menunjukkan waktu kepada gadis yang tengah hanyut dalam kebahagiaan.

"Astaga! Sudah jam segini!"