Mentari pagi mulai menyinari Bumi, embun berangsur-angsur menguap setelah memandikan tumbuhan, daun-daun tua mulai berguguran disapa angin, sementara daun muda mulai muncul menggantikan, kicau burung menari hilir mudik menambah indahnya suasana pagi.
subuh tadi Jaka sudah terbangun dari mimpinya yang aneh semalam, dalam mimpi ia bertemu dengan kakenya dan di alam mimpi ia mendapat kakenya menunggang harimau putih dan memberikan sebuah bingkisan, setelah itu ia terbangun.
seperti biasa Jaka membantu ibunya di dapur baik mencuci piring dan memasak lauk itu sudah biasa bagi jaka tak lupa membersihkan halaman rumah lalu bersiap berangkat ke kebun kelapa, tiba-tiba pak Hadi datang kerumah untuk menyampaikan berita duka bahwa kakek Sudirman sudah meninggal dunia barusan dapat kabar dari Jakarta melalu Telpon dirumahnya Jaka tidak ada telpon maklum di kampung hanya orang kaya yang punya telpon, ayah jaka sudah lama meninggal Halimah sendiri merawat dan membesarkan, Jaka bergegas kedalam untuk menyampaikan berita duka tersebut ke ibunya, ibu Jaka terkejut mendengar berita meninggalnya sang ayah, namun apalah daya karena keterbatasan biaya Halimah takbisa berangkat dengan Jaka karena ongkos ke Jakarta yang mahal, hanya doa yang bisa di panjatkan semoga sang ayah tenang di sana dan semoga amal ibadahnya di terima dosisnya serta dosa semasa hidup di ampunkan dengan derai air mata Halimah menutup doanya di aminkan Jaka.
Hari berlalu musim berubah Jaka lagi berada di kursinya menikmati secangkir teh dan kue buatan ibunya, tiba-tiba pintu di ketuk oleh tukang pos ada paket kiriman dari Jakarta, ternyata setelah di buka paket itu kiriman dari kakenya Sudirman, sebelum meninggal kakenya sudah mengirimkan paket tersebut sehingga beberapa hari kemudian paket baru sampai di tujuan.
"Cucuku Jaka Lanang mungkin tak lama lagi umurku nak, ku titipkan wasiat pesan dan kitab ini, semoga engkau bisa menemukan keris tunggal naga, serta harta Karun peninggalan kerajaan Mataram, yang ku simpan di dunia gaib, jika pesan dan buku sudah kau pahami dan hapal silahkan di bakar agar tidak menimbulkan kesusahan di kemudian hari, salam sayang dan rindu Kakemu Sudirman."
Setelah membaca pesan kakenya Sudirman pun bergegas menemui ibunya yang kebetulan beristirahat di kamar lalu menyerahkan surat dan