Andham menyadari seseorang menghampiri mereka dari arah dalam pagar rumah. Ia pun lebih mendekat ke pagar itu.
"Mas," sapa Andham pada Daslan.
Daslan tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Maaf," ujarnya. "Apakah Mas dan Mbak berdua ingin bertemu dengan seseorang?"
Delima terlihat sedikit agak risih sebab tidak terbiasa berbicara dengan seseorang yang asing baginya. Ia melirik kepada Andham. Pria itu tersenyum sebagai penenang bagi sang gadis.
"Ermm, maaf sebelumnya," ucap Andham kepada Daslan. "Apakah benar," ia menunjuk dengan ibu jari tangan kanannya ke arah rumah besar di belakang Daslan dengan gestur tubuhnya yang sangat sopan. "Rumah ini, rumahnya Pak Seta Adiprana?"
Daslan tersenyum. "Itu benar."
"Ermm, Pak Seta yang seorang arsitek itu?" tanya Andham, lagi.
Daslan mengangguk. "Maaf, Mas dan Mbak ini siapakah gerangan? Apakah ada keperluan untuk bertemu dengan Tuan Seta?"