"Kau akan terus mengabaikanku seperti ini saja?" Callysta tersenyum manis sembari duduk di sofa di kiri depan dari meja kerja Keisha.
Tapi Keisha tidak menggubris pertanyaan gadis yang sedang mengandung janin dari darah dagingnya tersebut.
Sudah lebih dari sekadar satu jam sang gadis duduk berlipat kaki seperti itu sembari mengawasi Keisha. Duduk dengan begitu seksinya, memamerkan pahanya yang sangat mulus dan indah.
Dan selama itu pula Keisha tidak bersuara sedikit pun. Bahkan, tak hendak menyapa sang gadis yang notabenenya akan menjadi ibu dari anaknya ketika ia baru tiba tadi ke tokonya. Tidak pula ia menyapa dua penjaga keamanan, dan si gadis karyawan satu-satunya itu.
Sebab kenyataannya, orang-orang itu ternyata memata-matai dirinya sedari awal atas perintah dari Darmawan.
Ada kalanya Keisha merasa bodoh karena menerima begitu saja permintaan Darmawan untuk mempekerjakan ketiga orang tersebut. Termasuk, mengambil Callysta sebagai sekretarisnya.